Mohon tunggu...
Muhamad Mauris Faruqi Ali
Muhamad Mauris Faruqi Ali Mohon Tunggu... Lainnya - Serambi Ilmu Mauris

Ilmu adalah harta yang tidak pernah habis. Semakin kita mengeluarkannya, semakin bertambah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Ulama dalam Mempertahankan Kesaktian Pancasila di Indonesia

1 Oktober 2024   22:40 Diperbarui: 2 Oktober 2024   00:19 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hi Gen Z Tahukah Kamu? Bahwasan nya Ulama memiliki peran krusial dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, khususnya dalam mempertahankan Kesaktian Pancasila sebagai dasar negara. Sejarah mencatat peran para ulama tidak hanya dalam melawan penjajahan, tetapi juga dalam menjaga keutuhan ideologi bangsa. KH. Hasyim Asy'ari, KH. Wahid Hasyim, Buya Hamka, KH. Ahmad Dahlan, dan KH. Idham Chalid merupakan beberapa tokoh ulama yang berperan besar dalam memastikan nilai-nilai Pancasila sejalan dengan ajaran Islam, serta dalam menghadapi tantangan-tantangan ideologis yang mengancam Pancasila.

KH. Hasyim Asy'ari, sebagai pendiri Nahdlatul Ulama (NU), melalui Resolusi Jihad-nya pada 22 Oktober 1945, membangkitkan semangat rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari penjajah. Resolusi tersebut kemudian menginspirasi perlawanan di Surabaya, yang dikenal sebagai pertempuran 10 November 1945, dan berhasil memperkokoh semangat mempertahankan Pancasila di tengah ancaman ideologi asing.

Kesaktian Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia bukanlah sesuatu yang muncul secara tiba-tiba, melainkan melalui perjuangan panjang yang melibatkan banyak pihak, termasuk para ulama. Mereka berperan penting tidak hanya dalam perjuangan fisik melawan penjajah, tetapi juga dalam pertempuran ideologis untuk memastikan bahwa Pancasila sebagai dasar negara tetap kokoh dan relevan hingga hari ini.

Salah satu contoh peran ulama dalam perjuangan ideologis adalah kontribusi KH. Wahid Hasyim, yang menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). 

Dalam perdebatan mengenai dasar negara, KH. Wahid Hasyim berjuang keras untuk memastikan bahwa Pancasila tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam dan dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Usahanya tersebut menciptakan keseimbangan antara nilai-nilai keagamaan dan nasionalisme yang tetap relevan hingga kini.

Tidak hanya itu, ulama juga memainkan peran dalam melindungi Pancasila dari ancaman ideologi-ideologi yang bertentangan, seperti komunisme. Pada tahun 1965, Indonesia dihadapkan dengan ancaman nyata dari Partai Komunis Indonesia (PKI), yang berupaya menggantikan Pancasila dengan ideologi komunis. KH. Idham Chalid, seorang tokoh NU yang juga Ketua DPR/MPR, berada di garis depan dalam melawan ideologi ini. Ia menggunakan posisinya di politik untuk memastikan bahwa Pancasila tetap dijunjung tinggi sebagai dasar negara, sementara ulama di seluruh pelosok negeri memperkuat kesadaran masyarakat mengenai bahaya komunisme.

Perjuangan ulama dalam mempertahankan Pancasila tidak hanya terjadi di medan politik, tetapi juga melalui pendidikan. KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, berperan penting dalam mencetak generasi muda yang tidak hanya taat beragama, tetapi juga memiliki pemahaman mendalam tentang nasionalisme dan kebangsaan. 

Melalui sistem pendidikan modern yang didirikannya, KH. Ahmad Dahlan menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum pendidikan, yang kemudian melahirkan generasi pemimpin yang mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.

Sementara itu, Buya Hamka atau Haji Abdul Malik Karim Amrullah, seorang ulama besar sekaligus sastrawan, turut berperan dalam merawat hubungan antara Pancasila dan Islam. Sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Buya Hamka sering kali menekankan bahwa Pancasila tidak bertentangan dengan Islam. Ia melihat bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, seperti keadilan sosial dan persatuan, sejalan dengan ajaran agama. Oleh karena itu, ia menyerukan kepada umat Islam untuk mendukung penuh Pancasila sebagai dasar negara, sekaligus melawan ideologi-ideologi yang mencoba memecah belah bangsa.

Melalui ceramah, dakwah, dan pendidikan, para ulama juga menguatkan pemahaman masyarakat mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Mereka menyadari bahwa tantangan terbesar bukan hanya datang dari ideologi asing, tetapi juga dari ancaman internal seperti radikalisme dan ekstremisme yang dapat merusak persatuan bangsa. Para ulama senantiasa mengingatkan pentingnya toleransi, gotong royong, dan keadilan sosial, yang merupakan inti dari Pancasila, agar terus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam era globalisasi yang serba cepat ini, peran ulama dalam mempertahankan Kesaktian Pancasila semakin relevan. Tantangan ideologis baru muncul dari perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi, yang dapat mempengaruhi cara pandang masyarakat terhadap nilai-nilai kebangsaan. Ulama kini memiliki peran penting dalam membimbing umat agar tetap memegang teguh nilai-nilai Pancasila di tengah arus modernisasi yang semakin kompleks.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun