[caption id="attachment_212850" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Mengapa ke Luar Negeri? Ketika saya SMP, kakak saya mendapat kesempatan ke Amerika Serikat, otomatis saya mendapat cerita sedih dan senang tentang suasana pendidikan di luar negeri yang berbeda dan membuka wawasannya. Ditambah orang tua saya, yang suka travelling, amat mendukung anak-anaknya untuk bersekolah dan berkelana kemana saja keliling dunia, mungkin karena mereka belum mendapatkan kesempatan itu. Maklum, keduanya PNS, ayah saya seorang pegawai kecamatan dan ibu saya dosen, tidak lancar berbahasa Inggris pula. Beasiswa di Luar Negeri juga cukup besar (10 tahun lalu besarnya sekitar 600an Euro, cukup untuk kebutuhan hidup dan kuliah, berbagi, ditabung, dikirim, dan bersenang-senang kan?) ^.^v Mengapa ke Belanda? Hmm, bisa jadi karena nama saya ke-Belanda-Belanda-an, hehehe. Tiga alasan utama adalah: 1) Saya mencari negara yang memiliki hubungan erat dengan Indonesia, saya fikir, saya bisa meminimalisir culture shock dan memudahkan adaptasi dengan negara yang ke-Indonesia-Indonesia-an. Saya pelajari, di Belanda malah Indonesia sekali -___-" makanan Indonesia, orang Indonesia, orang Belanda berbahasa Jawa, nama jalan dari pulau-pulau Indonesia, museum Indonesia, dll  2) Saya mengincar negara dimana saya bisa jalan-jalan (murah) ke banyak negara lainnya. Dari kota Enschede, Belanda, hanya 15 menit naik sepeda ke Jerman, atau naik kereta api ke Belgia yang hanya 4-5jam, atau naik bis seharian ke Italia, seru kan?! 3) Saya hanya bisa Bahasa Inggris, maka negara yang saya tuju yaaa mustinya memiliki program Master berBahasa Inggris, seandainya saya bisa Bahasa Perancis - yaa mungkin saya akan menyisipkan Perancis ke daftar negara tujuan saya ^.^v Langkah Awal Pengejaran? Mempelajari yang dikejar dengan (banyak) Browsing. ^.^v Saya mengumpulkan data tentang: 1) Beasiswa Belanda (via NEC, sekarang NESO )  juga 2) jurusan dan universitas yang akan saya tuju untuk menentukan pilihan dan mempersiapkan persyaratan. Karena beasiswa ke Belanda mensyaratkan LoA atau Letter of Acceptance atau surat penerimaan di universitas maka langkah berikutnya adalah: Bagaimana memilih Jurusan & Universitas? Menentukan Jurusan >>> Memegang ijazah S1 Pendidikan Bahasa Inggris agak aneh kalau saya belajar Bahasa Inggris di Belanda, karena saya cinta mengajar, saya fikir saya mendalami pendidikan saja. Setelah pasti dengan jurusan, saya membuat DPU - DaftarPanjangUniversitas, mendaftar semua universitas di Belanda yang memiliki jurusan Pendidikan. Memilih Universitas >>> Pertama, saya melihat persyaratan apa saja yang diajukan universitas, tidak lucu kan sudah susah payah bermimpi kuliah di suatu tempat tapi ternyata ada persyaratan yang tidak bisa dipenuhi. Ini waktunya melihat kemampuan diri sendiri dan kesesuaian dengan kurikulumnya. Apa yang saya miliki? Menarik ngga Mata Kuliah-Mata Kuliahnya? . Berdasar DPU, saya "bertamu" online ke website resmi universitas dan membandingkan persyaratannya dan kurikulum. Daftar pun berkurang. Kedua, saya men-download foto & denah dari universitas,  tampak nyaman ngga ya? keren ngga ya?. Ada yang suka kampus bentuk gedung minimalis atau gedung kastil tua, atau kampus yang hijau. Menurut saya memilih Kampus ini penting, untuk menjaga mood saat belajar. Ketiga, saya menengok kota tempat universitasnya. Bisa dari website pariwisata resmi kota tersebut, website PPInya (Persatuan Pelajar Indonesia), atau dari website pariwisata atau perjalanan. Saya akhirnya memilih jurusan Desain Sistem Pelatihan & Pendidikan, bidang Teknologi Pendidikan di Faculty of Educational Sciences & Technology, Universiteit Twente, Enschede. ^.^v Bagaimana Melamar ke Universitas? Persyaratan antar Universitas tidak sama, dan tiap universitas biasanya mencantumkan Contact Person atau alamat imel international office untuk dihubungi calon mahasiswa dari negara lain. Umumnya ya: S1 yang  sesuai, TOEFL Score (International/Institutional), Research Plan, Motivation Letter, dan reference letter (bisa dari dosen pembimbing atau pejabat jurusan/fakultas). Kalau dulu saya berkorespondensi untuk aplikasi dengan Contact Person via Email, sekarang banyak yang menggunakan Online Application Form. CP saya dulu, baik sekali dan tergolong cepat membalas pertanyaan saya (asal bukan pas mepet sama masa penerimaan yaaa, agak jauh sebelumnya, misalnya November-Januari). Setelah diterima, mendapat LoA, maka saya baru bisa melamar beasiswa. ^.^v Bagaimana mendapatkan beasiswa? Terdapat beberapa macam beasiswa, saya mengejar STUNED, beasiswa untuk profesional (minimal 2 tahun kerja - dibuktikan dengan surat yang menyatakan telah bekerja dan pernyataan bahwa akan kembali ke pekerjaan itu) , beasiswa ini biasanya deadline di bulan Maret atau April. Persyaratan mendapat beasiswa selalu sudah tertera jelas, hampir sama dengan persyaratan untuk diterima di Universitas, jadi ya saya coba memenuhinya sedikit demi sedikit. Yang menurut saya tergolong susah justru adalah menulis Motivation Statement. Siapa kamu? Apa kemampuanmu? Mengapa harus memilihmu?  Mengapa Belanda? Mengapa Universitas itu? Apa rencanamu kedepan? Apa yang sedang dan akan kamu lakukan untuk mencapainya?. Ya, pertanyaan seperti inilah yang cenderung susah dijawab. Lumrah kan, saya bayangkan kalau saya pemberi uangnya saya juga akan memilih dengan rinci dan mendalam. TIPS-nya? hmm, selain lengkap administratif, dalam Motivation Statement lebih menjadi diri sendiri dan TIDAK "berjanji" terlalu muluk seperti: akan memajukan bangsa dan negara melainkan lebih ke: meningkatkan kualitas diri dengan...supaya... apa ya, sesuatu yang lebih terukur lah.. Menurut saya, mereka akan memberikan beasiswa pada applicant yang mengerti dirinya sendiri, punya passion (@ReneCC banget yak), dan memiliki rencana hidup ^.^v maka, mengutip buku Coach Rene Suhardono: "Be the First, Be the Best, or just Be Different.... " tambahan saya: Be Yourself." Kebiasaan pribadi, saya selalu memperhatikan kemasan. Biasanya formulir diminta beberapa rangkap dan tidak dijilid, jadi pastikan saja berkas tidak tertekuk-tekuk, misalnya setelah diurutkan, di-klip, dimasukkan dalam folder-folder plastik, kemudian baru kedalam amplop. Perhatikan kualitas printing atau foto copy. Cek ulang sebelum amplop ditutup, terutama tandatangan, hehehe. Kirimkan dengan Jasa Pengiriman yang dipercaya, dan... BERDOA untuk yang terbaik bagi semua yang telah kita siapkan. Selamat Mengejar, Selamat Berencana, Monggo.. colek saya di @maureenmoz bila ada pertanyaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H