Selasa lalu, 16/11, saya diminta membantu sahabat Psikolog untuk menyampaikan materi tentang "Keamanan" bagi Anak Usia Dini, pada sekitar 75 ayah/bunda (sebutan bagi guru paud) se-Jawa Timur di Pantai Camplong, Sampang, Madura berkaitan dengan tulisan saya sebelumnya, salah satu hal yang harus diketahui anak adalah "rasa aman" >
anak seharusnya mengetahui rasa aman dan bagaimana cara membuat dirinya merasa aman di tempat dan situasi yang berbeda
saya membuka sesi dengan bertanya, apa yang sudah ayah bunda terapkan dalam mengembangkan "keamanan" bagi ananda. jawaban yang saya peroleh bervariasi, seperti dalam fasilitas sekolah antara lain alat-alat belajar, alat-alat bermain, gedung berpagar, tangga berpintu, dan lain sebagainya. bagus! berarti sudah banyak ayah bunda yang paham dalam menerapkan "keamanan" bagi ananda saya bertanya kembali, apa yang sudah ayah bunda terapkan dalam mengembangkan "keamanan" bagi ananda, mengembangkan, bukan menerapkan, kemudian beberapa ayah bunda menjawab seharusnya mereka mengetahui sendiri, dari aturan-aturan yang diterapkan atau dari pesan-pesan orangtua dan ayah bunda sehari-hari. hal ini yang berbeda, kalau saya melihat beberapa kurikulum negara lain, mereka memasukkan pembelajaran tentang "safety", misalnya ada kegiatan latihan penyelamatan kebakaran dan semacamnya di pendidikan pra-sekolah atau pendidikan anak usia dini, sedangkan di kurikulum yang diterapkan ayah bunda yang saya latih berpendapat bahwa keamanan itu menyeluruh dan seharusnya ada di setiap sesi pengembangan kemampuan anak (setuju! namun pada kenyataannya belum dilakukan) paud, menurut saya, bertujuan terutama untuk menjadikan anak mandiri (karena tidak mungkin mengawasi dan membimbingnya 60detik 60menit 24jam-nya) agar kemudian dia bisa peduli.. dan hal ini bisa diwujudkan bila ananda diberikan pengalaman belajar atau pengenalan yang nyata (bukan tersirat saja) maka secara brainstorming kemudian saya dan ayah bunda mendaftar dan mengklasifikasi "keamanan" apa saja yang dapat kami kembangkan dan kemudian disisipkan kedalam kegiatan pengembangan kemampuan anak di sekolah
- hewan & tumbuhan (identifikasi, klasifikasi, jenis, makanan/kebutuhan, cara memperlakukan & merawat,dll)
- rumah/bangunan (listrik, gas, barang-barang dapur, kamar mandi, gudang, taman, jalan,dll)
- bermain (identifikasi, klasifikasi, jenis, penyimpanan [bungkus, dus, kayu, plastik], ukuran, cara memainkan,dll)
- makanan (kandungan gizi, zat berbahaya [misal: msg], batasan porsi, dll)
- lingkungan & alam (air, api, sampah, dll)
- kendaraan (lalu lintas, jenis kendaraan, bagian kendaraan, kendaraan parkir, dll)
- orang (diri sendiri, teman sebaya, keluarga, orang asing, bahasa, perlakuan fisik, perlakuan non fisik, dll)
Syukurlah, akhirnya ayah bunda dapat menghasilkan contoh-contoh pengembangan "keamanan" bagi anak usia dini, semoga ayah bunda lainnya juga akan terinspirasi untuk mulai mengembangkan kesadaran ananda tentang "keamanan" ---- teaching with love, Honey Bee Land
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H