Mohon tunggu...
Maureen Assyifa Agnimaya
Maureen Assyifa Agnimaya Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Saya seorang pelajar di salah satu SMA negeri di Bandung. Sebenarnya cita-cita saya adalah menjadi seorang fashion designer karena saya suka sekali menggambar. Saya juga suka menulis cerpen, dan beberapa kali pernah menjadi juara menulis cerpen di berbagai lomba. Di media ini, saya akan menitipkan cerpen-cerpen yang pernah saya ikut sertakan dalam lomba menulis. Semoga menjadi inspirasi buat siapapun yang mencari referensi menulis cerita yang sederhana.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Guru di Lorong Kelas

25 Mei 2023   14:25 Diperbarui: 25 Mei 2023   14:52 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiba-tiba, Maura melihat guru itu tersenyum ke arahnya. Hmm... lebih tepatnya menyeringai!

Maura berdiri dengan kaku. Dia memberanikan diri untuk melirik ke kanan dan ke kiri. Berusaha memastikan ada murid lain selain dirinya yang berdiri di deretan kelas X. Sepi. 

Hanya dia yang mematung di sana. Jarak antara tempatnya berdiri dengan lorong di sebrang lapangan itu sebenarnya agak jauh. Tapi tadi Maura melihat dengan jelas guru itu berjalan perlahan dengan seringai dan tatapan tajam ke arahnya. Lalu...

 "Eeh... guru itu hilang!" Maura berseru. Lorong kelas XII di sebrang lapangan upacara, nampak samar terhalang kabut. Tak ada siapa-siapa di sana.

Tanpa sadar, Maura merasakan badannya bergetar. Jantungnya berdebar kencang. Dia ingin berteriak, tapi mulutnya terasa kering seperti kapas. Kakinya seakan terpasung, berat sekali rasanya untuk bergerak.

"Bismillaaah... Bismillaaah..." dalam hati Maura berusaha merapalkan doa. Aahh... perasaan takut begitu penuh dalam pikirannya. Bahkan hanya untuk sekedar mengingat doa-doa pengusir setan pun, Maura benar-benar lupa. Beruntung dia masih ingat "Basmallah".

Debaran di dadanya masih bertalu. Keringat dingin membasahi punggung seragamnya. Maura berharap apa yang dilihatnya tadi hanya mimpi.

"Mauraaa... Mauraaa!" lamat-lamat telinganya menangkap suara seseorang memanggil namanya. Dari arah aula, Maura melihat Sofi teman sekelasnya melambaikan tangan. Maura membalas lambaian tangan Sofi dengan rasa bahagia yang teramat. Perasaan lega menyelimuti hatinya dengan hangat. Maura segera berlari ke arah Sofi dan memeluk temannya itu erat.

"Woyyy... Kenapa lu?" Sofi bertanya heran. Maura menggeleng lalu tawanya berderai. Dia benar-benar lega. Sofi telah berhasil membebaskannya dari rasa takut.

*****

Malamnya, Maura terbangun. Dia tersentak dari tidurnya, kemudian duduk di tepi ranjang. Keringat dingin kembali membasahi permukaan kulitnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun