Mohon tunggu...
maungguh kasmawan
maungguh kasmawan Mohon Tunggu... -

saya Maungguh Kasmawan Kuliah di "Universitas Kehidupan" kerja sebagai "Oemar Bakrie" (yang bukan cabang dari Bakrie Group) salam kenal . . .

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bored adalah "Manusiawi" . . .

29 Oktober 2012   06:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:16 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



Mengatasi Rasa Bosan dalam Bekerja

Bored, Boring, not in the mood, what a day . . . . dan berbagai ungkapan lainya, mempunyai makna yang sama yakni rasa BOSAND dalam menjalani aktifitas harian. Yang perlu dipahami bahwa hal tersebut sangat “manusiawi”. Hanya saja yang perlu dibahas disini adalah bagaimana kita mengantisipasi dan menyikapi datangnya rasa bosan tersebut. Berikut ada beberapa tips yang mungkin bisa anda coba terapkan untuk mengatasi rasa bosan datang:

1.BERSYUKUR

Sebagaimana mahluk Tuhan, menurut penulis, cara awal yang dinilai paling efektif adalah bersyukur, dimana berawal dari dalam diri sendiri.

Seperti reff” lagu nde masip yang bunyinya :

syukuri apa yang ada, hidup adalah anugrah . . . tetap jalani hidup ini . . . ,

melakukan yang terbaik . . . “

Selalu tanamkan dibenak anda petuwah Jawa berikut :

Sak mumet-mumete wong nyambut gawe, iseh luwih mumet wong sing ra nduwe gawean”.

2.Keluar dari rutinitas harian anda

Easy to say but hard to do.

Jangan dimakan “mentah”,

bukan berarti harus keluar dari pekerjaan anda.

Hal ini hanya memberikan gambaran untuk lebih memberikan variasi dalam keseharian rutinitas anda. Missal :

Yang berangkat kerja naik motor, ambilah beberapa hari yang tidak padat untuk naik sepeda menuju kantor. (tentunya tanpa menjadikan terlambat masuk kerja)

Atau bisa juga dengan variasi “kuliner” pada jam istirahat makan siang. Makan menu yang belum pernah.

Seperti pepatah “sesat” yang berbunyi : janganlah kamu melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang, karena masih banyak kesalahan lain yang belum dicoba . . . *hahahaaaa . . . .

3.Inovasi dalam bekerja

Jika point sebelumnya membahas tentang hal-hal kecil disamping pekerjaan anda, kini yang perlu lebih digali adalah pekerjaan itu sendiri. Hal ini sesuai dengan Job Desk anda masing-masing. Misalnya dengan menggunakan soft ware terbaru untuk meringankan pekerjaan, atau bisa juga dengan metode kinerja yang berbeda dengan sebelumnya (tentunya juga tanpa mengurangi nilai kinerja anda di depan atasan) *heheheheee . . . .

4.Kenali “fantasie” anda

Fantasie” dalam arti kesenangan anda yang bisa dikatakan merupakan “territorial” pribadi yang anda SANGAT-SANGAT SUKA dengan melakukan hal tersebut. Hal ini bisa disederhanakan dengan kata HOBI, hanya saja yang saya maksud adalah : Hobi yang benar-benar “khusyuk” dilakukan. NB : cara paling signifikan adalah melakukan hobi tersebut pada saat “me time”. Mau nonton film, kuliner, baca komik, hang out, party atau apapun itu namanya, jika dia masih masuk dalam ranah REKREASI / HIBURAN, hal tersebut SANGAT PENTING ! ! ! !. Karna dengan refresh yang berkualitas, maka hal tersebut tentunya akan meningkatkan prestasi kinerja.

5.Kembali ke “nol”

11 – 12 dengan bersyukur, hanya saja jika bersyukur adalah hubungan secara “vertikal”, sedangkan kembali ke titik “nol” lebih kepada diri sendiri. Dan hal ini memerlukan sedikit ruang dan ketenangan untuk kembali memahami pertanyaan :

1.Siapa saya?

2.Bagaimana saya bisa sampai kerja disini?

3.Sebelum disini saya kerja dimana?

4.Kalo dulu 600rebu cukup buat sebulan, knapa sekarang 3juta limaratus tetep aja kurang?

Dan berbagai pertanyaan lain yang lebih bersifat “kedalaman”.

Pada akhir muara tulisan motivasi ini adalah mengajak anda semua untuk melihat “kaca spion” ketika kita berhenti di “persimpangan lampu merah kehidupan”, sekedar untuk merenungkan apa saja hal yang telah kita alami selama ini.

Kita yang telah melakukan kewajiban yang BUANYAAAAKKKK sekali :

Kita sebagai bapak

Kita sebagai anak

Kita sebagai saudara

Kita sebagai teman

Kita sebagai karyawan

Kita sebagai atasan

Kita sebagai Hamba Tuhan

Dan Kita sebagai yang lain-lainya . . .

Dan penulis berharap, akhir dari motivasi ini adalah: Kita semua dengan kedua tangan Kita meraup raut wajah sambil berkata:

“ALKAMDULILAH”, Puji Tuhan, Terimakasih, Maturnuwun Gusti,

Saya telah diperkenankan melakukan kewajiban saya.

Demikiyan,

Selamat mencoba dan Trimakasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun