Mohon tunggu...
Fredy Maunareng
Fredy Maunareng Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati Bahasa

Menuduh diri sebagai "Pemerhati Bahasa" dari Nusa Laung, Pulau Wetar-Maluku Barat Daya Korespondensi melalui Email : fredy.maunareng@gmail.com | WA : +6281237994030 |

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kritik Fahri Kepada Jokowi Mantu (Bagian 2): "Anak Gua Lagi Kawin Nih"

9 November 2017   15:42 Diperbarui: 9 November 2017   17:54 994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal 8 November 2017 kemarin adalah hari paling bersejarah bagi kehidupan Kahiyang Ayu dan Bobby Affif Nasution. Hari di mana kedua orang yang berbeda latar belakang dipersatukan dengan "akad nikah". Momentum bahagia itu dibanjiri ucapan dan doa dari kerabat dan sahabat. Sebagai anak pejabat, tidak ketiggalan sorotan dari para praktisi politik, ada yang mendoakan ada pula yang menyayangkan. Walau acara dibalut adat, datang pula kiritkan Fahri Hamzah, sang wakil rakyat. Fahri menyarankan agar ritual pernikahan anak Presiden, Joko Widodo dan Ibu Iriana itu sebaiknya lewat twitter dan vlog. Pernyataan lengkapnya seperti berikut.

"Saya mohon maaf ya, saya bukan tidak menghormati adat dan budaya, tapi menurut saya mbok ya sederhana sajalah. Sederhanalah, bikin pesta kecil di rumah, (undang) teman-teman. Sekarang kan ada Twitter, ada vlog, pakai itu ajalah. 'Anak gua lagi kawin nih',"

Sebelum membahas kritik Fahri itu, mari kita lihat sarana yang dimaksud Fahri, yakni twitter dan vlog. Twitter adalah sebuah media jejaring sosial yang memungkinkan penggunanya membaca ataupun mengirim pesan dengan karakter yang terbatas, yakni maksimal 140 karakter. Sementara vlog adalah jenis video dokumentasi yang disebarluaskan melalui media internet (video log).

FH: Saya bukan tidak menghormati adat dan budaya. Benarkah?

Pada saat Gibran Rakabuming Raka, putra pertama Jokowi ini dengan semangat muda mempertahankan tradisi Solo dalam konsep pernikahan adiknya Kahiyang, Fahri dengan santainya menyarankan "kawin" lewat twitter atau vlog. Luar biasa pedasnya kritikan ini. Ukuran sederhananya Fahri ialah pemanfaatan teknologi dengan mengundang teman-teman. Bisa dibayangkan, acara ulang tahun saja lebih dari acara pernikahan seorang anak presiden.

Pada kalimat "Sekarang kan ada twitter, ada vlog, pakai itu ajalah. Anak gua lagi kawin nih". Kritikan ini ditujukan kepada Jokowi secara langsung, tokoh ayah yang sedang menikahkan anaknya. Fahri menggurui Jokowi agar menggunakan twitter atau vlog dan menyampaikan kepada khalayak bahwa "anak gua lagi kawin nih". Ruang twitter yang terbatas dengan 140 karakter tentu bisa menampung kalimat Fahri, "Anak Gualagi kawin nih". Itulah yang diinginkan Fahri dengan penegasan "kawin".

Kata kawindan nikahbersinonim, namun kawinmemiliki asosiasi yang negatif. Sangat negatif. Dalam UU 1974 digunakan kata "Perkawinan" dengan definisi "ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa". Kata kawin tidak memiliki makna yang sama dengan perkawinan.

Dalam KBBI kata "kawin" memiliki empat pengertian, (1) membentuk keluarga dengan lawan jenis; bersuami atau beristri; menikah (2) melakukan hubungan kelamin; berkelamin (untuk hewan); (3) bersetubuh; dan (4) perkawinan. Dari empat pengertian itu, terdapat dua pengertian yang berhubungan dengan 'persetubuhan'. Kata "kawin" merupakan jenis verba aksi, sementara perkawinan berkategori verba proses. Dengan pengertian ini, kata "kawin" yang diujarkan Fahri adalah lebih kepada tindakan. Apalagi diikuti kata "nih" sebagai bentuk lain dari kata "ini" yang bermakna penegasan. Secara harafiah pengertian "anak gua lagi kawin nih" sama artinya dengan "Lihatlah, anak saya sedang bersetubuh".

Kata-kata Fahri ini sangat kejam dan tajam, lebih tajam dari silet PKI. Ini tidak sekedar kritik, tetapi penghinaan luar biasa kepada Pak Joko Widodo dan Ibu Iriana. Penghinaan terhadap budaya solo. Penghinaan terhadap bangsa Indonesia yang masih berpegang teguh pada tradisi. Akhirnya, ungkapan "Saya bukan tidak menghormati adat dan budaya" adalah sebuah kamuflase. Fahri telah menebarkan kebencian di ruang publik. Ini sangat berbahaya karena setiap orang bisa mencontohi dan mengatain orang lain dengan mudah. Semoga pernikahan Anak Fahri hanya memanfaatkan media twitter atau vlog, atau lainnya.

FFM: 9/11/2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun