b. Pengangguran Siklikal, merupakan pengangguran yang terjadi karena siklus perekonomian yang naik turun sebagai gelombang konjungtor perekonomian
c. Pengangguran Struktural, disebabkan oleh perubahan struktur kegiatan ekonomi. Kemerosotan perekonomian akan menyebabkan kegiatan prdouksi dalam industri menurun dan  sebagian pekerja terpaksa diberhentikan dan mennjadi pengangguran
d. Pengangguran Teknologi, pengangguran dapat pula ditimbulkan oleh adanya penggantian tenaga manusia oleh mesin-mesin dan bahan kimia
 Jenis penganguran berdasarkan cirinya:
a. Pengangguran Terbuka, angkatan kerja yang belum bekerja dan sedang ingin mencari pekerjaan
b. Pengangguran Tersembunyi, mengacu pada orang yang sebenarnya menganggur tetapi tidak tercermin diangka tingkat pengangguran resmi
c. Pengangguran Bermusim, keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus menganggur
d. Setengan Menganggur, adalah mereka yang bekerja dibawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu)
Dimasa pandemi saat ini  tentu jumlah penganggur semakin banyak. Seperti yang diberitakan oleh media Kompas dan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada periode Agustus 2020, jumlah angka pengangguran meningkat sebesar 2,67 juta orang. Sehingga jumlah angkatan kerja di Indonesia yang menganggur menjadi 9,77 juta orang. Hal ini terjadi karena dampak dari pandemi Covid 19, yang menyebabkan sebagian perusahaan harus merumahkan dan bahkan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawannya. Dan banyak juga usaha yang baru saja berdiri sampai yang sudah berpengalaman harus gulung tikar. Tentu saja ini mengakibatkan kepada berkurangnya pendapatan masyarakat sehingga mengurangi  tingkat kemakmuran serta menimbulkan masalah ekonomi dan sosial.Â
Solusi yang dapat mengurangi tingkat penganguran tentu saja dengan memperluas lapangan pekerjaan. Namun disaat pandemi seperti ini mungkin pemerintah memiliki kebijakan yang lebih efektif dengan mengalokasikan dana bagi para pelaku usaha.