Mohon tunggu...
Mauli Nur khoeriyah
Mauli Nur khoeriyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo Saya Mahasiswa di Universitas Pamulang Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Hobi saya bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Ketangkasan dan Empati: Membentuk Model Peran untuk Siswa SD Melawan Bullying

22 November 2023   17:20 Diperbarui: 22 November 2023   17:22 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Koleksi Pribadi

Tangerang -- Bullying adalah tindakan agresi yang sengaja dilakukan secara berulang-ulang oleh satu orang atau beberapa orang terhadap satu orang atau lebih secara fisik, verbal, atau psikologis.

Tindakan bullying dilakukan dengan tujuan untuk merendahkan, mengancam, dan merugikan orang lain. Kekerasan dalam bentuk bullying dapat terjadi di berbagai lingkungan, termasuk lingkungan sekolah, tempat kerja, bahkan di rumah. Perilaku bullying pada anak-anak semakin hari semakin menjadi perhatian serius, terutama di lingkungan sekolah dasar. Selain membahayakan kesehatan mental anak korban, bullying yang tidak terkendali dapat berdampak buruk pada lingkungan sekolah.

Perlakuan bullying terhadap siswa sekolah dasar di Indonesia diatur oleh beberapa peraturan, terutama UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Menurut undang-undang ini, bullying adalah tindakan kekerasan, intimidasi, atau ancaman yang dilakukan oleh sekelompok individu atau individu terhadap siswa secara berulang dan terus-menerus.

Selain itu, dalam hal bullying terjadi di lingkungan sekolah, peraturan yang berlaku adalah Permendikbud No. 82 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Tindak Kekerasan dan Perundangan-undangan lainnya yang melindungi hak-hak siswa. Permendikbud ini mengatur tentang langkah-langkah pencegahan, penanganan, dan pemulihan terhadap tindakan bullying di lingkungan sekolah.

Menurut Dr. Eva L. Feindler, seorang Psikolog dan Profesor di Albert Einstein College of Medicine di New York, bullying terhadap siswa sekolah dasar menyebabkan dampak jangka panjang pada kesehatan mental dan emosional korban. Menurut Dr. Eva, sangat penting untuk membentuk lingkungan sekolah yang aman dan mendukung, yang mampu mencegah tindakan bullying.

Lebih lanjut, Dr. Eva menjelaskan dampak dari bullying sangat serius dan dapat berdampak pada kesehatan mental dan fisik korban, termasuk depresi, kecemasan, gangguan makan, gangguan tidur, dan bahkan dapat menyebabkan korban mengalami PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder). Oleh karena itu, tindakan pencegahan dan penanganan terhadap bullying harus dilakukan secara serius dan berkelanjutan untuk melindungi korban dari bahaya yang lebih besar.

Dalam rangka mengurangi dan mencegah bullying pada siswa sekolah dasar, perlu dilakukan upaya bersama yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pihak sekolah, keluarga dan masyarakat. Dengan melakukan langkah-langkah yang tepat dan konsisten, diharapkan dapat tercipta lingkungan belajar yang aman serta mendukung perkembangan positif siswa sekolah dasar.

Ketangkasan dan empati adalah dua hal yang dapat membantu siswa sekolah dasar untuk mencegah dan melawan bullying. Dalam hal ini, ketangkasan mengacu pada kemampuan anak untuk bertindak dengan cepat dan tepat dalam menghadapi situasi bullying, sedangkan empati mengacu pada kemampuan anak untuk mengerti dan memahami perasaan orang lain.

Berikut adalah cara membentuk model peran untuk siswa SD melawan bullying :

1. Role Playing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun