Sulit untuk berkaca diri sedangkan untuk mengomentari orang lain lidah ini begitu handal.
Mengapa lidah ini begitu cepat menanggapi kesalahan orang sedangkan kita belum tentu bersih dari kesalahan.
Astaghfirullah hal 'adzimm
Begitu mudahnya lidah ini mengomentari orang lain, tanpa berkaca terlebih dahulu.
Ketika orang lain berbuat salah, lidah ini terus saja mengomentari kesalahannya. Bahkan sekecil apapun kesalahannya itu terus saja kita gali sampai besar.
Betapa berbahayanya anggota tubuh tanpa tulang ini, jika dibiarkan akan berbuah fitnah.
Dan lebih parahnya kita tak sadar dengan kata yang keluar itu adalah fitnah.
Astaghfirullah hal 'adzim
Lemah sekali hamba ini ya allah, kau titipkan lidah tapi kita lalai menjaganya.
Lidah yang seharusnya kita gunakan untuk mengucap kebaikan dan mengenalkan kebesaranmu malah kita gunakan untuk mengomentari kesalahan orang lain.
Lidah yang seharusnya mengucapkan kalimat pujian kepadamu malah digunakan untuk memuji ciptaanmu yang kemudian menjadi dosa 'ain.
Dan itu adalah kekeliruan yang mendatangkan kerugian, astaghfirullah.
Ternyata benar lidah lebih tajam dari pedang.
Ia bisa membunuh diri kita sendiri, ia bisa merusak hubungan kita dengan orang lain, ia bisa menjauhkan dari yang dekat dengan kita, ia bisa memisahkan dari hal baik. Bahkan lebih buruknya lagi ia bisa menjauhkan kita dari rezeki.
ada yang lebih parah dari itu, lidah kita bisa saja menghapus kebaikan yang pernah kita buat menjadi keburukan.
Naudzubillah....
Sangat penting untuk menjaga lidah supaya tidak mengeluarkan kalimat negatif yang ada dipikiran kita.
Bagaimana caranya? Perbanyak dzikir berserah diri kepada Allah.
Jika diam adalah emas. Maka diamlah jangan mengomentari kesalahan orang lain, jangan membicarakan keburukannya.
Memang betul, "tidak ada manusia yang tak luput dari dosa" tapi jangan karena alasan itu kamu terus-menerus membicarakan kesalahan orang lain.