Rasa malu adalah anugerah yang allah berikan kepada manusia yang tak ternilai harganya. Rasa malu melambangkan pandainya seseorang menjaga dirinya  dari perbuatan yang tercela dan  menjadi ciri-ciri orang beriman. Bayangkan apabila rasa malu  tidak Allah berikan kepada manusia maka sudah pasti mereka akan melakukan apa saja yang mereka mau, tanpa ada rasa malu dan tak ada bedanya manusia dan hewan.
Orang yang memiliki sifat ini jika melakukan kesalahan atau yang tidak patut bagi dirinya maka akan menunjukkan rasa penyesalan dan bersalah. Sebaliknya, orang yang tidak memiliki rasa malu, merasa biasa saja ketika melakukan kesalahan dan dosa walaupun banyak orang lain yang mengetahui apa yang telah dilakukannya ia menganggap itu adalah hal biasa, walaupun Rasulullah pernah bersabda " apabila kamu tak rasa malu maka lakukanlah sesukamu."
 Bukan berarti ia melakukan hal semaunya tanpa memandang bahwa ada norma agama yang membatasi setiap perilaku manusia, sehingga yang dikerjakan terhindar dari perbuatan dosa dan kesalahan dan juga menjadi tameng ketika melakukan sesuatu ia akan memilah pilih hal yang perlu dilakukan.
 Islam menempatkan budaya rasa malu sebagai bagian dari keimanan seseorang. Orang yang beriman pasti memiliki sifat malu dalam menjalani kehidupan. Orang yang tidak memiliki rasa malu berarti seseorang bisa dikatakan tidak memiliki iman dalam dirinya meskipun lidahnya menyatakan beriman. Rasulullah SAW bersabda, '' rasa malu merupakan cabang dari iman.''.
di akhir ini banyak orang seperti ke hilangan rasa malunya, dengan mudah ia mengumbar aib dan perbuatan yang tak patut dicontoh, padahal malu adalah sebagian dari iman dan bisa di pertanyakan apakah masih ada iman di hati mereka sehingga dengan mudah ia melakukan perilaku yang tak patut itu. Apabila seseorang hilang rasa malunya, secara bertahap perilakunya akan buruk, kemudian menurun kepada yang lebih buruk, dan terus meluncur ke bawah dari yang hina kepada lebih hina sampai ke derajat paling rendah.
 Rosulullah SAW bersabda,'' Sesungguhnya Allah apabila hendak membinasakan seseorang, Dia mencabut rasa malu dari orang tersebut. Apabila rasa malunya sudah dicabut, maka orang tersebut tidak menjumpainya kecuali dijauhi (dari nikmatnya Allah) .''
Sebagai makhluk yng memiliki akal pikiran  kita di tuntut untuk berfikir sebelum bertindak  dalam artian bahwa malu melakukan perialku yang tak pantas, Imam Ghozali berkata di dalam kitab bidayatul hidayah  bahwa setiap anggota tubuh manusia adalah amanah yg allah titipkan kepada manusia dengan anggota tubuh itu digunakan untuk tunduk kepada allah beribadah kepadanya bukan malah di gunakan untuk maksiat dengan anggota tubuh tersebut dan setiap prilaku akan dipertanggng jawabkan  .
Sebagian ulama berkata " hendaka rasa malumu kepada drimu itu lebih besar dari pada rasa malumu kepada orang lain".
Pada dasarnya malu adalah menahan diri melakukan perbuatan karena allah selalu memandang  hambahnya dimana pun ia bereda  dan juga tak luput dari pandangan manusia semua apa yang dilakukannya akan di lihat dan pasti mendapatkan tanggapan baik buruknya perilaku kita dan selalu menjaga harga diri kita dengan menjaga dari perasaan malu jika melakukan perbuatan yang tidak pantas, meskipun tidak dilihat oleh orang lain, karena sedikit banyak akan membawa pengaruh dari kualitas keimanan seseorang.
Mengingat sifat malu merupakan hal yang sangat penting sebagai benteng pertahanan untuk memelihara akhlak seseorang dan sumber utama dari kebaikan, maka sifat inilah yang perlu dimiliki dan dipelihara dengan baik oleh setiap individu muslim baik didalam keadaan sendirian, lingkungan masyarakat, keluarga dan dimanapun berada, karena sifat malu dapat memilihara serta menjaga dan menunjukkan keimanan seseorang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H