Henri Bergson, seorang filsuf yang berasal dari negara terkenal Prancis, melintasi ranah keberadaan pada awal abad ke-20. Dalam pendapat dari dirinya, ia memiliki lensa luar biasa melalui mana ia memahami kerumitan tentang konsep waktu dan konsep durasi. Pemikiran yang mendalam tentang konsep ini tidak hanya memengaruhi filsafat, tetapi juga seni dan sastra. Dalam artikel yang menarik ini, kita akan memulai perjalanan yang menarik dalam pemikiran Bergson tentang konsep misterius waktu dan durasi.
Bergson dan Konsep Durasi
Pemikiran Bergson tentang waktu berawal dari keyakinannya bahwa waktu bukanlah entitas matematis yang dapat diukur secara objektif. Sebaliknya, dia berpendapat bahwa waktu adalah pengalaman subjektif yang lebih kompleks daripada pengukuran mekanis yang sederhana. Konsep kunci dalam pemikiran Bergson adalah "durasi," yang dia sebut sebagai "dure" dalam bahasa Prancis.
Durasi dalam filsafat Bergson adalah pengalaman waktu yang kita rasakan secara langsung. Ini adalah waktu dalam pergerakan, mengalir, dan berkembang, bukan waktu yang dapat diukur atau dipecah menjadi segmen-segmen diskrit. Durasi adalah pengalaman subjektif dari waktu yang tidak dapat dijelaskan sepenuhnya dalam istilah matematis atau fisik.
Bergson membandingkan durasi dengan "durasi spasial" (dure spatiale), yang merupakan upaya kita untuk mengukur waktu dengan mengaitkannya dengan ruang atau membaginya menjadi segmen-segmen yang dapat diukur. Menurut Bergson, durasi spasial adalah pendekatan yang tidak akurat dalam memahami pengalaman waktu yang sebenarnya.
Pengaruh dalam Seni
Pengaruh pemikiran Bergson tentang durasi dalam seni sangat terlihat dalam gerakan seni modern seperti Impresionisme dan Kubisme. Misalnya, dalam lukisan Impresionis, seniman mencoba menangkap momen-momen singkat dalam durasi sejati dengan menggambarkan cahaya, warna, dan suasana hati dengan cara yang lebih emosional daripada akurat. Mereka berusaha menangkap pengalaman subjektif dari waktu yang berlalu.
Di sisi lain, mencoba memecah objek menjadi potongan-potongan yang mewakili sudut pandang berbeda dalam waktu yang sama. Ini mencerminkan pemahaman Bergson tentang durasi, di mana waktu tidak terbagi menjadi potongan-potongan diskrit tetapi melibatkan aliran yang berkesinambungan. Pengaruh pemikiran Bergson ini terlihat jelas dalam karya-karya seniman seperti Claude Monet, yang terkenal dengan lukisan lanskapnya yang mengekspresikan perubahan cahaya dan suasana hati seiring berjalannya waktu. Karya seperti "Nymphas" (Lilypads) adalah contoh nyata bagaimana Impresionisme mencoba menangkap durasi sejati dalam alam.
Pengaruh dalam Sastra
Pemikiran Bergson tentang waktu dan durasi juga memengaruhi sastra. Pengarang seperti Marcel Proust, melalui karyanya yang terkenal "Â la recherche du temps perdu" ("Dalam Pencarian Waktu yang Hilang"), mencoba mengeksplorasi pengalaman subjektif waktu melalui narasi yang memungkinkan kita untuk merasakan aliran waktu dan ingatan sebagaimana yang dirasakan oleh karakter utama.