Mohon tunggu...
Maulidya Falah
Maulidya Falah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

mahasiswi Teknik Elektro UI, blogger, fotografer

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apakah Orang Miskin Tidak Boleh Sakit?

15 Agustus 2012   04:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:45 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Ngenes. Sedih. Bingung. Marah. Kecewa. Mungkin itu kata - kata yang tepat buat ngegambarin perasaan saya ke pemerintah Indonesia saat ini. Bagaimana tidak? Beberapa waktu yang lalu saya membaca artikel online tentang seorang ibu yang terpaksa harus melahirkan di becak gara - gara pihak rumah sakit menolak beliau lantaran beliau berasal dari keluarga tidak mampu sehingga mereka tidak memiliki biaya untuk membayar biaya administrasi.

Jadi, awalnya si ibu sudah sempet diinfus. Semakin lama perut si ibu semakin sakit. Ternyata si ibu sudah pembukaan empat. Bukannya ditolongin, eh pihak rumah sakit malah menyuruh si ibu mencari rumah sakit lain dengan alasan semua kamar sudah terisi penuh dan yang tersisa hanyalah kamar VIP. Karena tidak sanggup membayar, jadilah si ibu dibantu keluarga dan suami mencari bidan terdekat dengan menaiki becak. Hari sudah malam dan hujan gerimis. Tapi, beberapa menit kemudian si ibu sudah teriak dan ternyata kepala bayi udah keluar. Karena kondisi sudah seperti itu barulah pihak rumah sakit yang tadi mau menolong si ibu.

Kenapa tidak dari tadi coba ditolongnya? Kenapa harus menunggu si ibu hampir melahirkan di becak? Apa karena beliau berasal dari keluarga tidak mampu?

Ini hanya segelintir cerita. Masih banyak lagi di luar sana yang mengalami nasib serupa dengan ibu ini. Ditolak rumah sakit lantaran berasal dari keluarga tidak mampu. Menomorsatukan uang ketimbang nyawa orang. Jadi, rakyat kurang mampu tidak boleh mendapat fasilitas yang layak ketika sakit? Hanya orang berduit sepertinya yang bisa merasakan fasilitas wah ketika sakit. Ke mana pemerintah kita? Di mana hati nurani pemerintah kita? Sampai kapan pemerintah berdiam diri melihat situasi seperti ini? Bukankah itu sudah seharusnya menjadi kewajiban pemerintah untuk menyejahterakan rakyatnya? Sungguh, amat menggelikan negeri ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun