Mohon tunggu...
Maulidya Dian Nugraha
Maulidya Dian Nugraha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Seorang Mahasiswi yang menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan Program Studi Jurnalistik, suka membaca buku bergenre fiksi, terkadang suka menulis untuk mengutarakan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Penting Komunikasi Verbal dan Nonverbal dalam Komunikasi Retorika

5 Juni 2024   07:59 Diperbarui: 5 Juni 2024   08:12 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh Syamsul Yakin dan Maulidya Dian Nugraha

Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Retorika dapat dipengaruhi oleh berbagai situasi dan kondisi. Yang pertama, kepada siapa komunikator berbicara. 

Kedua, untuk apa komunikator mengirim pesan. Ketiga, dalam situasi seperti apa komunikator berbicara. Keempat, apa konteks yang dibicarakan

Kelima, komunikator mau memberikan apa kepada komunikan. Keenam, media apa yang dipilih oleh komunikator, apakah itu media tradisional, konvensional, atau media baru. Ketujuh, dalam konteks acara atau kejadian apa proses komunikasi terjadi

Dilihat dari media yang digunakan, komunikasi nonverbal dapat dibagi menjadi dua. Pertama, komunikasi tatap muka. Dalam komunikasi tatap muka, pihak yang terlibat dapat memahami ekspresi tubuh satu sama lain sebagai pengganti dari komunikasi verbal.

Demikian juga, kontak mata, termasuk melotot, memejam, memutar ke kiri dan ke kanan, serta mengerlingkan mata, memiliki makna tersendiri sebagai pengganti dari komunikasi verbal. Semua ini menunjukkan adanya komunikasi verbal yang tersirat tanpa harus menggunakan kata-kata, tetapi tetap dapat dipahami.

Komunikasi nonverbal juga bisa melibatkan interaksi tubuh, baik melalui bahasa tubuh maupun gerakan tubuh. Dalam konteks ini, bahasa tubuh merujuk pada penggunaan gerakan anggota tubuh sebagai cara untuk menyampaikan pikiran dan perasaan. Bahasa tubuh dapat melibatkan isyarat dan gerakan anggota badan.

Dalam konteks komunikasi, gerakan tubuh berbeda dengan bahasa tubuh. Gerakan tubuh terjadi secara spontan dan tanpa disadari, namun terjadi tanpa dapat dikendalikan.

Kedua, terdapat komunikasi tatap maya atau virtual yang dilakukan melalui internet. Saat ini, dengan perkembangan platform media sosial, komunikasi tatap maya menjadi semakin umum, sebanding dengan komunikasi tatap muka. Komunikasi tatap muka kadang-kadang juga disebut sebagai komunikasi daring, berbeda dengan komunikasi luring (komunikasi tatap muka).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun