Mohon tunggu...
maulidya annisa
maulidya annisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - sebagai mahasiswi uin

I hope my writing can help you.enjoyy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hilangnya Identitas Nasional

10 November 2022   12:41 Diperbarui: 18 November 2022   09:49 3188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Identitas nasional adalah jati diri atau tanda yang melekat pada suatu kelompok yang terikat karena kesamaan.Dengan perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia dari faktor objektif yang meliputi faktor geografis, ekologis dan demografis.Kemudian faktor subjektif yaitu faktor historis, sosial, politik,agama,bahasa dan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia.Identitas nasional merupakan nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dan sebagai ciri khas suatu bangsa.Selain menjadi ciri khas bangsa identitas nasional juga disebut sebagai landasan negara dan pemersatu bangsa.

 

Beragamnnya budaya di Indonesia tentu saja menarik perhatian orang asing untuk menyukai kebudayaan Indonesia yang unik tersebut.Sehingga terkadang bangsa asing suka mengklaim budaya Indonesia ini seperti tarian reog ponorogo,batik,wayang,tarian kuda lumping,tari piring,makanan rendang,lagu rasa sayang-sayange,alat musik gamelan,dan masih banyak lagi.Selain dikarenakan bangsa asing menyukai kebudayaan Indonesia salah satu alasan diklaimnya budaya-budaya tersebut ialah perkembangan teknologi yang pesat yang menyebabkan menurunnya kesadaran masyarakat termasuk generasi muda akan budaya-budaya tersebut yang mungkin saja dianggap kolot dan membosankan.

Adanya pengaruh kuat dari budaya asing dan perkembangan jaman ini ciri khas bangsa Indonesia semakin terkikis dan mempengaruhi kehidupan masyarakat terutama kaum muda.Sistem kapitalisme dan pola hidup hedonis merupakan produk sejarah bangsa Barat yang berhasil mendominasi dunia dengan memanfaatkan jaringan media, pasar bebas, dan kekuatan modal.Pola pikir dan gaya hidup hedonis terus dipupuk lewat tayangan iklan dan berbagai macam siaran di TV.Gaya hidup hedonis dan individualisme terus menguat.Tantangan pemuda saat ini adalah menghadapi ideologi dan budaya asing yang secara tidak sadar terus mengepung masyarakat Indonesia.Akibatnya, wawasan kebangsaan semakin mengambang dan rasa nasionalisme kian luntur.Kaum muda saat ini tidak sedang menghadapi penjajahan secara fisik. Generasi penerus bangsa tidak sedang berjuang mewujudkan kemerdekaan. Anak-anak Indonesia tidak sedang bertempur di medan juang.Mereka hanya menikmati buah kemerdekaan dan pembangunan. Sambil duduk-duduk santai tanpa harus bekerja keras, mereka menikmati tayangan televisi yang menawarkan berbagai macam produk impor mewah.Sambil duduk malas mereka tinggal memainkan remote control mencari program-program baru di televisi. Secara tidak sadar, pola pikir dan gaya hidup hedonis telah membentuk karakter kaum muda.Atas dasar inilah, wawasan kebangsaan dan konsepsi nasionalisme harus terus direvilitasi seiring perubahan zaman.

Globalisasi merupakan kekuatan unik yang tak dapat dibendung,batasan-batasan nasional, merubah cara berpikir dan perilaku yang sudah terbentuk dengan mapan. Di satu sisi globalisasi membawa dampak positif, namun demikian globalisasi juga meninggalkan dampak negatif pada sebagian lainnya.Pada era globasisasi yang pesat seperti saat ini identitas nasional bangsa semakin luntur.Budaya lokal kian tergusur sementara budaya tanding terus marak.Masyarakat cenderung melupakan budaya aslinya justru menganggap bahwa budaya asli itu kuno.Seiring dengan perkembangan teknologi,budaya dan pemikiran manusia membawa perubahan yang pada akhirnya mengharuskan manusia untuk menyesuaikan dan menyelaraskan kehidupannya.Perkembangan teknologi salah satunya yaitu gadget jika tidak digunakan dengan baik maka dapat menggeser karakter dan nilai-nilai bangsa di masyarakat.Disisi lain,media massa juga dianggap sebagai penyebab terjadinya perubahan pola perilaku dan pola pikir generasi muda selain media massa memiliki pengaruh positif dapat pula memberikan pengaruh negatif terhadap khalayaknya, terutama generasi muda. Hal ini tentu saja menjadi salah satu bentuk tantangan di era globalisasi, saat media massa lebih sering menampilkan tren atau gaya hidup budaya asing,yang terkadang memiliki nilai-nilai budaya yang berbeda dengan bangsa Indonesia.Dengan cara atau gaya berpakaian yang mana Indonesia memiliki batasan dalam gaya berpakaian yang kesopanan dengan produk-produk asing yang banyak masuk ke Indonesia dapat mempengaruhi hal tersebut.Dalam berbahasa pun yang mulai bercampuraduk dengan bahasa asing tidak hanya bercampuran,saat ini berbicara anak dengan orang tua sudah berbeda bahasa yang mereka gunakan tidak memberikan perbedaan ketika berbicara dengan orang yang lebih tua atau saat berbicara dengan teman sendiri.Hal itu tidak hanya mencangkup berbahasa namun juga sopan santun hal ini pun juga penyebab dari gadget.Pergeseran karakter masyarakat Indonesia saat ini juga nilai-nilai gotong-royong dan musyawarah mulai luntur ketika masyarakat saat ini yang dianggap lebih mengedepankan sikap individualis, egois dan matrealis.

Jika dari segi geografis permasalahan identitas nasional yang dialami bangsa ini yaitu pengklaiman tanah air oleh negara-negara tetangga, contohnya kasus Kepulauan Sipadan dan Ligitan serta Pulau Ambalat yang diklaim oleh Malaysia.Wilayah ini diperkirakan mengandung kandungan minyak dan gas yang melimpah dan dapat dimanfaatkan hingga 30 tahun ke depan.

Dari banyaknya permasalahan identitas nasional ini mungkin secara tidak langsung disebabkan oleh krisis, tetapi bahwa akar permasalahannya ada pada diri manusia Indonesia itu sendiri.Bukan tidak mungkin apa yang telah dilakukan selama ini juga merupakan penunjang dari hilangnya jati diri dan rusaknya karakter bangsa.Ketidak sadaran diri dan perilaku yang mulai cuek dengan sekitarnya juga menjadi penyebab identitas nasional ini luntur.Salah satunya kerusakan lingkungan hidup yang sering terjadi.Ada beberapa upaya dalam menekan lunturnya identitas nasional,mengingatkan kembali kepada generasi muda, akan pentingnya rasa nasionalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sepaya upaya pertahanan dan kedaulan negara secara tidak langsung.Melalui kegiatan dan organisasi kemasyarakatan untuk mengikis hedonisme, primordialisme, radikalime.Penggunaan produk lokal dari pada produk luar negeri merupakan salah satu upaya yang perlu diterapkan dan dengan memanfaatkan situs jejaring sosial pun merupakan upaya yang harus dilakukan Rasa kebangsaan dan keagamaan yang cenderung fanatik juga akan mengganggu jalannya persatuan dan kebangsaan di negara yang majemuk ini.

Sumber : https://core.ac.uk/download/pdf/324103306.pdf

https://kalimahsawa.id/pemuda-dan-hilangnya-identitas-nasional/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun