Mohon tunggu...
Maulidta Aprila
Maulidta Aprila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa universitas Airlangga

love kpop

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Stunting di Kabupaten Berau, Kaliamantan Timur

31 Desember 2024   21:05 Diperbarui: 31 Desember 2024   21:05 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Masalah gizi merupakan hal yang harus segera diatasi di Indonesia. Inidonesi merupakan negara yang memiliki banyak permasalahan gizi. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa masalah gizi di Indonesia terus meningkat, salah satu masalah gizi yang sedang marak di Indonesia adalah stunting. Masalah kekurangan gizi ini sangat berdampak pada kualitas Pendidikan dan juga menjadi penyebab tingginya Tingkat angka putus sekolah. Permasalahan ini memilki dampak konsekuensi jangka panjang, sehingga hal ini menjadi fokus utama pemerintah.

Stunting adalah gangguan pertumbuhan yang terjadi pada anak-anak di bawah 5 tahun dan memiliki dampak terhadap pertumbuhan fisik mereka. Hal tersebut. ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak apabila dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Banyak yang tidak menyadari bahwa tinggi pendeknya anak bisa menjadi tanda adanya masalah gizi kronis. Akan tetapi, anak yang bertubuh pendek belum tentu mengalami stunting, namun anak yang mengidap stunting sudah pasti berperawakan pendek. Anak dengan asupan gizi terbatas sejak kecil dan telah berlangsung lama berisiko mengalami pertumbuhan yang terhambat.

Stunting merupakan masalah kesehatan yang sudah ada sejak lama. Kondisi ini disebabkan oleh gizi buruk, terserang infeksi berkali-kali, kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah. Penyebab utama dari stunting adalah malnutrisi pada ibu hamil dan kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak. Stunting dapat menyebabkan terganggunya perkembangan otak, metabolism, dan pertumbuhan fisik pada anak.

Menurut WHO, suatu negara dikatakan memiliki masalah stunting bila kasusnya mencapai angka di atas 20%. Sementara, di Indonesia, berdasarkan data Kemenkes pada tahun 2021, kasus balita stunting di Indonesia sebanyak 24,4% sehingga termasuk dalam masalah yang perlu ditangani. Di Kabupaten Berau, Kalimantan timur sendiri, angka kasus stunting di tahun 2021 melebihi 20 persen.

"Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) bahwa angka prevalensi stunting Berau yakni 25,7 persen di tahun 2021, angka tersebut menurun hingga 21,6 persen pada tahun 2022," ujar Wakil Bupati Berau, Gamalis, kemarin (15/8).

Meskipun, kasusnya menurun di tahun 2022, angka tersebut masih berada di atas standar yang di keluarkan oleh WHO.

            Pada tahun 2024 terjadi kenaikan angka prevelansi menjadi 23 persen. Dari dua sumber data angka stunting di Berau, terdapat perbedaan hasil. Di mana, hasil pertama sebesar 17 persen sedangkan hasil kedua 23 persen. Sehingga saat ini, pemerintah mengambil keputusan mengacu pada hasil kedua yang dilakukan oleh Survei Kesehatan Indonesia (SKI) sebesar 23 persen.

Muhammad Sukriadi, Kepala Satgas Percepatan Penurunan Stunting BKKBN wilayah Berau menuturkan, dengan adanya perbedaan, maka yang dipakai oleh pemerintah yaitu SKI yang saat ini sebagai acuan nasional. Survei Kesehatan Indonesia (SKI) ini merupakan survei independen yang digunakan untuk mengukur prevelensi stunting di kabupaten/kota.

"Berdasarkan hasil SKI, Berau naik 1,4 persen menjadi 23 persen dari yang sebelumnya 21,6 persen pada tahun 2022," terangnya.

Pemerintah di Kabupaten Berau menaregetkan kasus stunting di kabupaten Berau turun menjadi 14 persen. pemerintah kabupaten berau telah mempersiapkan upaya-upaya untuk menurunkan angka kasus stunting di Kabupaten Berau. karena masih banyak anak-anak yang kekurangan gizi di kabupaten Berau.

menurut saya pemerintah, harus menangani kasus ini dengan benar, sebab jika semakin meningkat kasus stunting di kabupaten Berau akan membuat generasi penerus terhambat. berikut upaya upaya yang bisa dilakukan oleh pemerintah untuk menurunkan angka kasus stunting di kabupaten Berau.

  • Memberikan makan yang bernutrisi pada anak. contohnya dengan cara memberikan makan siang gratis dengan tema "ISI PIRINGKU"
  • membiasakan anak anak untuk selalu mengonsumsi buah buahan dan sayur sayuran
  • Memberikan ASI eksklusif hingga bayi berumur 6 bulan
  • mengusahakan anak mendapatkan imunisasi lengkap
  • Membiasakan remaja perempuan untuk meminum tablet penambah darah yang bisa mencegah terjadinya stunting pada anak di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun