Di sebuah desa di Yunan, ada seorang gadis yang bernama Asyima. Dia sangat baik, manis dan sangat cantik jelita.
Pada saat itu dia jatuh cinta kepada laki-laki sederhana yang hidup di desa. Namun, karena kepala suku yang berusaha menggoyahkan perasaan cinta Asyima kepada pemuda yang bernama ahei. Akan tetapi Asyima tidak tergoyahkan sedikitpun.
Hal ini membuat kepala suku tersebut marah dan kemudian Asyima diculik oleh para rombongan pengawal kepala suku tersebut.
Namun pada saat itu ada bencana besar yang menenggelamkan seluruh desa dan seluruh penduduknya. Ahei berusaha mencari Asyima sang pujaan hatinya, tetapi angkat disayangkan Asyima telah menjadi patung batu.
Sejak saat itu, setiap kali ahei merindukan Asyima, dia akan mendatangi patung batu tersebut dan berbicara dengan patung tersebut. Yang ada hanya gema yag terdengar, dan gema itu ia percayyai sebagai bisikan cinta dari Asyima kepada ahei. Dan ini cukup untuk menjaga kesetiaan ahei kepada cintanya, selamanya...
Ringkasan: cerita ini menceritakan tentang kesetiaan cinta ahei kepada Asyima yang abadi...
#Cerita ini hanya fiksi belaka yang menggunakan latar tempat bersejarah patung AsyimaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H