Mohon tunggu...
Maulidiya Firdausi Putri
Maulidiya Firdausi Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

S1 Bimbingan dan Konseling 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus sebagai Dasar Penyusunan Program Layanan

21 Desember 2022   11:40 Diperbarui: 21 Desember 2022   11:49 4093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan proses pengumpulan informasi berdasarkan data yang dikumpulkan secara sistematis mengenai karakteristik, kemampuan dan kesulitan individu sebagai dasar pertimbangan dalam penyusunan program maupun pemberian layanan. 

Dalam asesmen ABK terdapat tujuan yang akan dicapai yakni mengetahui potensi dan kelemahan individu sehingga dapat diidentifikasi kebutuhan dari hal yang dikuasai dan yang belum dikuasai baik dalam aspek pembelajaran atau aspek perkembangan. 

Kemudian asesmen bertujuan untuk mengklasifikasi siswa berdasarkan kategori bagian A untuk tunanetra, bagian B untuk tunarungu, bagain C untuk tunagrahita, bagian D untuk tunadaksa, bagian E untuk tuna laras, dan bagian G untuk cacat ganda. Melalui klasifikasi kategori dan kemampuan belajar siswa, guru BK atau guru pembimbing dapat menempatkan pada kelas-kelas yang sesuai. 

Selanjutnya, asesmen bertujuan untuk memberikan rekomendasi yang dapat orang tua lakukan demi pencapaian perkembangan anak. Selain itu, tujuan asesmen adalah sebagai penentuan layanan oleh konselor dan rencana yang dapat dicapai oleh masing-masing individu sehingga nantinya dapat dijadikan evaluasi.

Sebelum melakukan asesmen, guru BK atau guru pembimbing perlu mengetahui jenis asesmen ABK agar dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan dan hasil. Asesmen yang dimaksud terbagi dalam 3 jenis yaitu (1) asesmen akademik; (2) asesmen sensori dan motorik; (3) asesmen psikoemososial.  

Asesmen Akademik 

Asesmen ini merupakan upaya untuk mengetahui kemampuan individu sehingga mudah dalam pembuatan kurikulum dan penempatan kelas. Asesmen akademik terdiri dari membaca, menulis, dan berhitung. Contoh dari asesmen akademik dengan kategori membaca seperti kemampuan individu dalam melihat kata dan mengucapkannya, kemampuan individu dalam memahami dan menjawab pertanyaan yang dibaca, kemampuan individu dalam memahami tanda atau tulisan yang ada di sekitar. Kemudian contoh dari asesmen akademik dengan kategori menulis seperti kemampuan individu dalam menuliskan kata yang didikte dan kemampuan individu dalam membuat sebuah karangan. Selanjutnya pada kategori berhitung terdapat contoh seperti kemampuan individu dalam menyebutkan dan mengurutkan angka yang ditunjukkan, kemampuan individu dalam menggunakan operasi hitung, serta dapat berhitung sesuai contoh kehidupan sehari-hari yang diberikan.

Asesmen Sensori dan Motorik

Asesmen sensori dan motorik terdiri dari pendengaran, penglihatan, motorik kasar & halus, keseimbangan, dan lokomotor. Asesmen sensori dan motorik ini merupakan proses dalam mengidentifikasi kemampuan individu berdasarkan pergerakan tubuh atau pancaindera melalui aktivitas yang diberikan. Contoh dari asesmen sensori seperti kemampuan memahami bangun ruang, menunjukkan warna, membedakan permukaan benda, dan merespon panggilan. Asesmen motorik kasar dapat dilakukan seperti berjalan, merangkak, memanjat, berlari, dan melompat. Kemudian asesmen motorik kasar seperti mengambil benda, memasukkan benda, dan menangkap benda. Selain itu pada asesmen sensori dan motorik kategori keseimbangan dapat dilakukan seperti berjalan pada garis lurus, berjalan sambil membawa benda, dan berjalan di atas papan.

Asesmen Psikoemososial

Asesmen psikoemososial terdiri dari kognitif, perilaku, afek, komunikasi & interaksi sosial. Asesmen psikoemososial ini merupakan upaya untuk mengetahui kondisi psikis, emosi dan sosial berdasarkan pengalaman yang diterima individu semasa hidupnya. Pada aspek kognitif bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan intelektual dan mental individu. Contoh dari aspek kognitif seperti kemampuan meniru kegiatan di rumah, kemampuan bertanya pada hal baru, kemampuan menyebutkan nama, benda, dan anggota tubuh. Kemudian pada aspek perilaku dan afek seperti kemampuan mengontrol diri saat sedang marah. Pada aspek komunikasi dan interaksi sosial dapat dilakukan seperti kemampuan berinteraksi dengan keluarga dan teman sebaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun