Siapakah sosok figur yang menjadi favorit disekolah? Siapa lagi kalo bukan seorang guru. Guru tidak hanya didefinisikan sebagai sosok yang bertugas mentransfer ilmu saja, tetapi seorang guru juga berperan sebagai orang tua kedua disekolah sekaligus sebagai pribadi yang akan mempengaruhi kepribadian peserta didik, maka selayaknya mempunyai akhlak yang mulia.
Karakter mulia seorang guru dapat dilihat dari sosoknya yang mendamaikan, memenangkan, penuh kebaikan, membawa ketenangan, kenyamanan, menggugah semangat dan menginspirasi. Memiliki karakter mulia juga menjadikan sosok yang selalu dirindukan dan selalu dinantikan kehadirannya.
Tidak hanya sampai di situ, menjadi seorang pendidik merupakan perkara yang tidak mudah. Terkadang setiap guru mendapatkan rintangan dan hambatan dalam mendidik siswanya, terlebih dalam berinteraksi dengan muridnya, baik didalam maupun di luar sekolah.
Ada pula guru yang santai tidak mengalami hambatan dan rintangan tapi terkadang ada juga guru yang tidak disukai oleh peserta didik karena beberapa alasan tertentu.
Namun, menjadi sosok pendidik favorit juga memiliki poin plus bagi guru tersebut. Karena hal itu bisa memudahkan guru dalam menyampaikan materi, mengambil hati siswa agar murid lebih mudah menerima apa yang kita sampaikan dalam proses pembelajaran.
Tapi, tahukah kalian sebenarnya sosok pendidik seperti apa sih yang menjadi favorit para siswa itu?
1. Menguasai bahan ajar
ya, kadang kita melihat ada guru yang mengajar masih bolak balik melihat buku materi yang disampaikan. Terkadang hal itu menjadi sesuatu yang mengganjal dalam pandangan siswa lo teman-teman. Solusinya apa? Ya benar sekali seorang guru harus mempersiapkan diri dulu sebelum memulai proses pembelajaran.
2. Tidak pernah membedakan mana siswa yang pintar dan mana siwa yang bodoh.
Nah, ini yang harus guru perhatikan. Jangan sesekali membeda-bedakan siswa dalam proses pembelajaran. Sudah tentu siswa  memiliki persepsi yang berbeda, memiliki daya ingat dan daya tangkap yang berbeda.
Beberapa guru terkadang mengistimewakan beberapa murid yang dianggapnya pintar sehingga guru lebih memperhatikan siswa yang pintar dan menghiraukan yang lain. jika siswa yang pintar berbuat salah guru tidak memberi punishment  yang sama dengan siswa yang dianggapnya tidak pintar.