Tugu. Ramai, merupakan salah satu ciri khas dari sebuah terminal, bandar udara, pelabuhan maupun stasiun kereta. Tetapi tidak seperti pada umumnya stasiun di kota-kota besar, pagi ini sekitar pukul 10.00 WIB sampai dengan berita ini ditulis, Stasiun (Besar) Tugu Yogyakarta, terlihat lenggang dari para penumpang yang akan melakukan perjalanan jauh maupun dekat, Kejadian seperti ini merupakan penampakan yang jarang terjadi di sebuah stasiun kereta api yang terdapat di kota-kota besar seperti Yogyakarta.
Stasiun Yogyakarta, — juga dikenal sebagai Stasiun Tugu — terletak di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan berada di bawah naungan PT Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 6. Daerah Operasi VI Yogyakarta atau disingkat dengan Daop 6 Jogja atau Daop VI YK adalah salah satu daerah operasi perkeretaapian terluas di Indonesia, di bawah lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang berada di bawah Direksi PT Kereta Api Indonesia dipimpin oleh seorang Executive Vice President (EVP) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direksi PT Kereta Api Indonesia. Daerah Operasi VI Yogyakarta memiliki beberapa stasiun besar, di antaranya adalah stasiun Tugu, Lempuyangan, Klaten, Solo Balapan, Purwosari, dan Solo Jebres.
Di Stasiun (Besar) Tugu Yogyakarta ini rel KA yang membujur dari barat ke timur berada di Kecamatan Gedongtengen. Stasiun ini melayani pemberangkatan dan kedatangan kereta api (KA) kelas eksekutif dan bisnis. Pemberangkatan dan kedatangan KA kelas ekonomi dilayani di Stasiun Lempuyangan. Stasiun Tugu Yogyakarta adalah stasiun kereta api terbesar di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dahulu, di stasiun ini terdapat dua percabangan jalur di sisi barat stasiun yang saat ini sudah dinonaktifkan. Jalur pertama ke utara menuju Magelang dan berakhir di Parakan. Bekas jalur Jogja-Magelang ini dapat dilihat di beberapa tempat di Jalan Tentara Pelajar, Yogyakarta. Jalur ini juga bercabang di Secang menuju Museum Kereta Api Ambarawa melalui Tuntang hingga berakhir di Kedungjati. Jalur yang kedua, ke arah selatan menuju Palbapang di Kabupaten Bantul. Bekas jalur ini juga masih terlihat di beberapa tempat, salah satunya adalah yang sekarang menjadi lapangan parkir di sisi barat laut Kraton Yogya.
Meskipun stasiun Tugu yang dibangun tahun 1887 merupakan salah satu stasiun yang cukup tua, namun memiliki arsitektur yang unik. Gedung stasiun berada di tengah kedua sisi rel kereta api, sedangkan bangunan menghadap ke jalan poros Kota Yogyakarta.
Stasiun ini tergolong stasiun kelas besar dan memiliki enam jalur utama. Selain itu, di kompleks stasiun terdapat dipo lokomotif dan gerbong di sebelah barat laut dan barat kompleks stasiun. Pemutar rel berada di barat dipo lokomotif yang berada di sebelah barat laut stasiun. Di dipo inilah tempat lokomotif-lokomotif besar beristirahat.
Stasiun ini juga memiliki dua pintu masuk dan keluar, yakni pintu utama yang menghadap ke Jalan Margo Utomo (Jalan Pangeran Mangkubumi, termasuk wilayah Kelurahan Gowongan, Kecamatan Jetis) dan pintu selatan yang menghadap ke arah Jalan Pasar Kembang (wilayah Kelurahan Sosromenduran, Kecamatan Gedongtengen). Stasiun ini memiliki bangunan khusus untuk pusat reservasi tiket di pintu selatannya.
Ke arah timur stasiun, terdapat perlintasan terunik di Indonesia. Perlintasan itu berbentuk gerbang geser dengan nomor pos jaga (PJL) 3A dan 3B, dan khusus diperuntukkan bagi sepeda, becak, atau andong yang melintas kawasan Jalan Malioboro. Selain itu terdapat jembatan yang membentang di atas Kali Code.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H