Mohon tunggu...
Maulidia NurAisyah
Maulidia NurAisyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Belum Bekerja

Saya merupakan seseorang yang gemar membaca. Banyak hal yang saya suka baca, seperti artikel berita terkini, novel fiksi, maupun topik-topik lain.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Glucose Spike: Kenali Gejalanya dan Hindari Penyebabnya!

7 September 2024   02:42 Diperbarui: 7 September 2024   02:48 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

 Lifestyle remaja jaman sekarang, acap kali memprihatinkan. Mereka sering sekali memakan makanan yang mengandung glukosa yang berlebihan tanpa tahu ada ancaman yang sedang mengancam kesehatan mereka. Ancaman tersebut ialah Glucose spike atau lonjakan glukosa. Lonjakan glukosa dianggap hanya membahayakan bagi penderita diabetes maupun pra-diabetes. Namun, hasil penelitian dari Stanford University mengenai lonjakan glokusa pada tahun 2018 membantah semua anggapan tersebut. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa sekitar 80% orang yang tidak mengalami diabetes terkena lonjakan glukosa secara signifikan setelah makan.

Lonjakan glukosa sendiri ialah keaadaan ketika glukosa, gula sederhana, menumpuk di aliran darah. Bagi penderita diabetes, hal ini dapat terjadi karena tubuh yang tidak mampu untuk menggunakan glukosa dengan baik. Beberapa ahli menyebutkan bahwa Glucose spike biasa disebut dengan Roller-coaster Glucose. Hal tersebut dikarenakan saat kita makan, glukosa akan naik secara cepat, yang biasa disebut Glucose spike, dan beberapa saat kemudian glukosa akan turun, yang biasa disebut Glucose crash. Dengan adanya lonjakan glukosa tersebut, terdapat beberapa gejala yang dirasakan, seperti kelelahan, rasa haus meningkat, sering buang air kecil, sakit kepala, dan penglihatan kabur. Kondisi badan setelah mengalami glucose spike, terbagi menjadi beberapa macam. Bagi mereka penderita kencing manis adalah ketoasidosis dan ketosis, terjadi ketika kadar gula darah tidak diobati dalam jangka waktu yang lama, maka glukosa akan menumpuk di aliran darah dan sel-sel akan kekurangan energi. Nantinya, sel-sel tersebut akan menggunakan lemak sebagai bahan bakar. Pada orang normal, mereka tidak mengalami ketoasidosis karena glukosa dan insulin yang masih bekerja dengan baik, sehingga tubuh dapat mentolerir kadar keton dalam darah.

Beberapa ahli menyarankan beberapa tips sederhana untuk menghindari lonjakan glukosa ini, seperti mengkonsumsi sarapan yang gurih alih-alih manis, makan sayuran, dan berolahraga kecil. Dengan melakukan hal-hal tersebut dampak negatif dari lonjakan glukosa dapat terhindar.

Referensi:

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun