Sebuah perusahanan ketika akan melakukan atau menjalankan kegiatan operasionalnya pasti membutuhkan modal kerja. Modal kerja tidak hanya asal untuk menentukannya, hal ini dapat dihitung dengan aspek-aspek perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan selama kegiatan operasionalnya.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai perhitungan modal kerja. Ada beberapa ahli yang memberikan pengertian modal kerja. Modal kerja menurut Weston dan Brigham (1986) menjelaskan bahwa manjemen modal kerja adalah investasi perusahaan dalam jangka pendek: kas, suratsurat berharga (efek), piutang, dan persediaan.
Pengertian modal kerja atau working capital menurut Bambang Riyanto (2001:57) adalah dana yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan sehari-hari.
Sedangkan menurut Gitman (2001) menjelaskan bahwa modal kerja adalah jumlah harta lancar yang merupakan bagian dari investasi yang bersirkulasi dari satu bentuk ke bentuk yang lain dalam suatu kegiatan bisnis.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa modal kerja adalah dana yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan untuk mencapai pendapatan tertentu. Secara umum, ada 3 konsep modal kerja yang sering digunakan (Riyanto 2001;29) yaitu konsep kuantitatif, konsep kualitatif dan konsep fungsional.
- Konsep kuantitatif memfokuskan pada jumlah dana yang dibutuhkan perusahaan untuk melakukan kegiatan operasi yang bersifat rutin. Dalam konsep kuantitatif, modal kerja adalah jumlah aktiva lancar (gross working capital).
- Konsep kualitatif yaitu dimana aktiva lancar dikurangi dengan hutang jangka (net working capital).
- Konsep fungsional memfokuskan fungsi dana yang dimiliki perusahaan untuk dihasilkan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan.
Perhitungan modal kerja yang tepat akan menjamin kontinuitas kegiatan operasional perusahaan. Apabila modal kerja terlalu besar, maka dana yang ada melebihi kebutuhan sehingga terjadi idle fund. Padahal dana itu sendiri sebenarnya dapat digunakan untuk keperluan lain dalam rangka peningkatan laba. Tetapi apabila modal kerja terlalu kecil atau kurang, maka perusahaan akan tidak mampu membeli bahan mentah, membayar gaji pegawai dan upah buruh ataupun kewajiban-kewajiban lainnya yang segera harus dilunasi.
Dengan demikian kebaikan dan keburukan modal kerja dalam perusahaan dapat dilihat sebagai berikut : Â
- Kelebihan atas modal kerja mengakibatkan kemampuan laba menurun sebagai akibat lambatnya perputaran dana perusahan. Â
- Menimbulkan kesan bahwa manajemen tidak mampu mengunakan modal kerja secara efisien.
- Modal kerja yang cukup, akan dapat memberikan keuntungan keuntungan bagi perusahaan.
- Merencanakan dan mengawasi rencana perusahaan menjadi rencana keuangan dalam jangka pendek.
- Menilai kecepatan perputaran modal kerja dalam arti yang menyeluruh.
- Membayar atau memenuhi kewajiban jangka pendek sesuai dengan jatuh tempo.
- Memperoleh kredit sebagai sumber dana guna memperbesar pemenuhan kebutuhan kekayaan aktiva lancar.
Contoh kasus : Perusahaan XY merupakan perusahaan dagang dimana perusahaan tersebut menjual dompet dan tas. Diketahui Neraca perusahaan XY dibawah ini
Konsep kuantitatif = Total aktiva lancar perusahaan
                      = Rp 55.000.000