KUDUS, 24 November 2024 – Dalam rangka pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) dan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (Tadris IPA) IAIN Kudus melaksanakan kegiatan sosialisasi bertema “Pemanfaatan Modal Sosial Masyarakat dalam Kebencanaan” yang berjudul “Membangun Sinergi Komunitas dalam Kebencanaan: Pemanfaatan Modal Sosial untuk Ketangguhan Bencana Tanah Longsor Bersama Komuniats IPNU IPPNU PR. Kajar.” Acara ini menjadi bagian dari Mini Project Laporan Kegiatan, Tugas Akhir Semester pada mata kuliah Manajemen Bencana yang diampu oleh Nuril Maghfirah, S.E., M.Sc., yang merupakan seorang dosen sekaligus anggota aktif dari Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia.
Kegiatan yang berlangsung di Aula MI NU Tarbiyatul Athfal, Desa Kajar, pada Minggu (24/11) pukul 18.00 ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas komunitas dalam menghadapi risiko bencana tanah longsor. Mengingat Desa Kajar merupakan salah satu daerah rawan longsor di wilayah Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. Target sasaran peserta kegiatan ini adalah anggota komunitas IPNU dan IPPNU Desa Kajar.
Acara dimulai dengan pengisian daftar hadir, kemudian acara dibuka oleh MC, sebelum pemaparann materi, acara diisi dengan sambut-sambutan oleh ketua IPNU-IPPNU, dan ketua panitia pelaksana sosialisasi. Barulah, setelah itu memasuki acara utama, yaitu pemaparan materi oleh pemateri. Sebelum pemaparan materi mitigasi bencana, pemateri memberikan beberapa pertanyaan pemantik mengenai macam-macam bencana, terutama bencana di daerah Kajar, Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus sebagai penilaian/pretest sederhana. Pertanyaan pemantik ini disajikan dalam bentuk gambar dalam Power Point, pemateri memberikan sedikit kuis untuk para peserta. Setelah pemateri mendapatkan atensi lebih oleh para peserta, barulah pemateri memasuki sesi pemaparan materi mitigasi bencana.
Dalam pemaparannya, para pemateri menjelaskan terlebih dahulu tentang kondisi geografis Desa Kajar, mereka menyampaikan bahwa Desa Kajar merupakan salah satu wilayah rawan longsor di Kabupaten Kudus. Kondisi geografis berupa perbukitan dengan kemiringan lereng yang curam pada angka 15-25% serta curah hujan yang cukup tinggi denga angka 2000-2500 mm/tahun pada musim penghujan meningkatkan risiko tanah longsor di desa tersebut. Oleh karena itu, diperlukan sinergi seluruh elemen masyarakat untuk memitigasi potensi bencana ini. Selain itu, mahasiswa menekankan pentingnya modal sosial seperti gotong-royong, solidaritas, dan komunikasi yang efektif untuk memperkuat ketangguhan komunitas. “Modal sosial masyarakat sangat berperan dalam mitigasi bencana. Dengan sinergi antarwarga, komunitas dan pemerintah, kita dapat menciptakan langkah antisipasi kebencanaan yang lebih efektif dan efisien,” ujar salah satu pemateri.
Peserta terlihat antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan, menunjukkan bahwa generasi muda Desa Kajar memiliki kepedulian tinggi terhadap isu kebencanaan. Kegiatan ini diharapkan menjadi pemicu kesadaran dan aksi nyata masyarakat Desa Kajar dalam membangun ketangguhan bersama menghadapi bencana terutama tanah longsor dan dapat memberikan kontribusi nyata dalam upaya mitigasi bencana di Desa Kajar. Sosialisasi ini juga menjadi bagian dari pembelajaran berbasis proyek yang dirancang untuk melatih mahasiswa menerapkan ilmu manajemen bencana secara langsung di masyarakat. Selain itu, kegiatan ini juga memperkuat sinergi antara institusi pendidikan dengan komunitas lokal dalam meminimalkan risiko bencana. Kegiatan ini diakhiri dengan sesi foto bersama serta komitmen bersama antara mahasiswa dan komunitas Desa Kajar untuk terus menjaga koordinasi dan komunikasi terkait kebencanaan. Dengan langkah kecil ini, diharapkan Desa Kajar dapat semakin tangguh menghadapi ancaman bencana, terutama tanah longsor, di masa depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI