Mohon tunggu...
Maulidia Sita Aswatun
Maulidia Sita Aswatun Mohon Tunggu... Lainnya - Maulidia Sita Aswatun Anjani

Maulidia Sita

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kritik Film Pendek "Doa Suto"

9 Maret 2021   14:01 Diperbarui: 9 Maret 2021   15:31 1566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Doa Suto adalah film pendek karya Anton Magaski yang ditayangkan dalam channel youtube NU online dengan durasi 14 menit 10 detik, mengisahkan seorang Bapak yang jauh dari anak nya dan hidup sendirian dan mencukupi hidupnya dengan menjadi penjahit keliling. Film ini diawali dengan adegan Bapak Suto yang sedang menelepon dengan adanya, saat itu Bapak Seto sedang berulang tahun dan dapat ucapan dari sang anak. Pak seto diminta oleh anaknya untuk tinggal bersama sama di kampung, tetapi Pak Suto tidak ingin tinggal bersama sang anak di kampung nya itu, ia ingin hidup sendiri di tempat yang ia tinggali saat itu. Setelah selesai menelepon sang anak Pak Suto pun mulai berkeliling. 

Pada awal cerita tidak disebutkan alasan Pak Suto tidak ingin tinggal bersama sang anak di kampung, tetapi pada pertengahan cerita saat Pak Suto berisitrahat di warung kopi setelah lelahnya berkeliling mencari rupiah. Saat hendak duduk Pak Suto terlihat kelelahan, kemudian ia ditanya oleh penjaga warung kopi tersebut yaitu Pak Wito mengenai kabar Pak Suto. Pak Wito bertanya mengapa Pak Suto tidak ingin tingga bersama anak nya, Pak Wito pun mulai bercerita alasan dia tidak ingin tinggal bersama anak nya. 

 Pada saat itu dia sedang belajar mengaji bersama seorang ustadz, namun Pak Suto sedikit kesulitan saat akan membaca kata " Alhamdulilah " dalam surat Al-Fatihah tetapi Pak Suto tidak menyerah ia tetap berusaha untuk menjadi bisa membacanya. Awalnya ustadz tersebut sabar mengajari Pak Suto yang sulit melafalkan kata " Alhamdulilah ". Setelah beberapa kali tetap saja pak Suto tetap melafalkan nya dengan kata " Alkamdulilah ". Setelah itu Pak Ustadz tersebut melanjutkan bacaan nya ke ayat berikutnya tetapi tetap sama Pak Suto masih kesulitan untuk membaca, hingga Pak Ustadz tersebut membentaknya karena merasa kesal membuat Pak Suto terdiam dan sedih. Mengingat cerita tersebut membuat Pak Suto sedih dan Pak Wito mencoba memberikan beberapa masukan terhadap Pak Suto dan Pak Suto menganggap bahwa Pak Wito adalah guru nya mendengar hal tersebut Pak Wito terdiam. Kemudian suatu saat ketika Pak Suto berdoa kepada Allah Pak Suto mengadu apakah shalat yang ia kerjakan diterima olah -- Nya ia merasa begitu karena ucapan Pak Ustadz jika hafalan Surat Al-Fatihah Pak Suto belum benar maka Shalat nya belum sempurna, tidak lama dari itu Pak Wito datang ke mushala untuk shalat subuh saat itu Pak Wito menemukan Pak Suto dalam keadaan meninggal dunia dengan keadaan sedang bersujud, tidak lama kemudian Pak Wito menelepon anak Pak Suto memberitahu bahwa sang Ayah sudah tidak ada. Film ini cukup bagus untuk di tonton karena dapat menginspirasi orang orang yang menonton. Film ini pun sudah cukup baik mulai dari adegan adegan yang ditayangkan hingga alur cerita yang jelas, tetapi akan lebih seru dengan menggunakan bahasa indonesia dalam dialog. 

 Film ini mengajarkan kita bahwa kita harus tetap sabar walaupun hidup kita susah. Harus tetap menerima keadaan kita seperti apa jangan mudah berputus asa ketika kita melakukan sesuatu. Kita juga harus bersyukur dengan kemampuan yang dimiliki diri kita, semua akan menyenangkan ketika bisa menerima kekurangan dan kelebihan yang ada dalam diri. Jangan pernah berpikir bahwa ibaadah kita itu tidak diterima oleh sang pencipta. Maka dari itu, kita harus berdamai dengan diri sendiri agar tetap bisa bersabar menerima keadaan dan perbaiki ibadah kita. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun