Mohon tunggu...
Maulida Ziadatul Ilmiah
Maulida Ziadatul Ilmiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

catlovers

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Antropolog di Era Digital

21 Mei 2023   20:16 Diperbarui: 21 Mei 2023   20:22 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Antropologi adalah ilmu yang belajar tentang manusia. Mulai dari melihat manusia sebagai makhluk fisik, manusia dalam masa prasejarahnya, serta manusia dalam sistem kebudayaannya. 

Ahli antropologi disebut sebagai antropolog. Seringkali orang menanggap antropolog adalah orang yang pekerjaannya menjelajah pelosok-pelosok dunia yang mempelajari bangsa-bangsa asing, atau orang yang dapat menghitung rasi bintang, bahkan seringkali orang mengatakan bahwa antropolog adalah orang yang pekerjaannya menggali permukaan bumi untuk mencari sisa-sisa fosil. 

Anggapan yang seakan menjadi stereotip tersebut memang muncul dikarenakan antropologi memiliki pokok yang begitu luas untuk dipelajari. Sebenarnya, dengan luasnya bidang perhatian antropologi juga membawa banyak peran yang dapat dilakukan oleh antropolog, bahkan di era digital seperti sekarang ini, tidak terkecuali dalam bidang agama. 

Antropolog Muslim adalah antropolog yang memiliki kepribadian Muslim dalam dirinya. yang dalam setiap langkahnya, baik ketika meneliti, mengevaluasi, menciptakan karya serta setiap kegiatan dalam kehidupannya berdasar pada ajaran Agama Islam. Mungkin tidak disadari bahwa pada era digital seperti sekarang ini pun, peran Antropolog Muslim cukup besar. Antropolog Muslim dapat memainkan peran penting dalam mendukung budaya membaca Al-Quran dengan memahami dan menganalisis konteks sosial, budaya, dan keagamaan yang terkait.  Peran yang dapat dilakukan oleh Antropolog Muslim dalam mendukung budaya membaca Al-Quran, diantaranya adalah:

Kajian Etnografi: Antropolog Muslim dapat melakukan kajian etnografi dalam komunitas Muslim yang memiliki budaya membaca Al-Quran yang kuat. Mereka dapat melakukan penelitian lapangan, mengamati praktik membaca Al-Quran, dan mewawancarai para pembaca Al-Quran untuk memahami bagaimana praktik ini terjadi dalam konteks sosial dan budaya tertentu. Kajian etnografi ini dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai, makna, dan praktik seputar membaca Al-Quran.

Analisis Konteks Sosial dan Budaya: Antropolog Muslim dapat menganalisis konteks sosial dan budaya yang mempengaruhi budaya membaca Al-Quran. Mereka dapat mempelajari faktor-faktor seperti tradisi lokal, tafsir agama, pendidikan agama, peran keluarga, atau pengaruh media terhadap kegiatan membaca Al-Quran. Dengan memahami konteks ini, antropolog Muslim dapat membantu dalam merancang strategi yang efektif untuk mendorong budaya membaca Al-Quran di komunitas.

Pendekatan Gender: Antropolog Muslim dapat membawa perspektif gender dalam pemahaman budaya membaca Al-Quran. Mereka dapat mempelajari peran gender dalam praktik membaca Al-Quran, pemahaman agama yang berbeda antara laki-laki dan perempuan, serta faktor-faktor sosial dan budaya yang mempengaruhi partisipasi perempuan dalam membaca Al-Quran. Dengan demikian, mereka dapat memberikan wawasan tentang kesetaraan gender dalam budaya membaca Al-Quran dan mempromosikan inklusi dan partisipasi perempuan dalam kegiatan ini.

Kajian Kontemporer: Antropolog Muslim dapat mempelajari tren dan perubahan dalam budaya membaca Al-Quran yang berkaitan dengan perkembangan teknologi dan pergeseran sosial. Mereka dapat menyelidiki bagaimana penggunaan aplikasi digital, platform media sosial, atau grup studi online telah memengaruhi cara orang membaca Al-Quran. Dengan demikian, mereka dapat memberikan wawasan tentang tantangan dan peluang yang terkait dengan konteks kontemporer dalam membentuk budaya membaca Al-Quran

Penyuluhan dan Pendidikan: Antropolog Muslim dapat berperan dalam penyuluhan dan pendidikan untuk mendorong budaya membaca Al-Quran. Mereka dapat menyelenggarakan lokakarya, seminar, atau diskusi yang membahas pentingnya membaca Al-Quran, strategi efektif untuk membaca Al-Quran, dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang nilai dan praktik membaca Al-Quran, mereka dapat menginspirasi dan membantu membangun minat dalam budaya membaca Al-Quran.

Dalam kemajuan zaman yang serba digital sekarang ini, peran antropolog menjadi semakin penting untuk memahami dinamika sosial dan budaya yang berkembang dalam dunia digital. Sebagai seorang ahli antropologi, mereka dapat mempelajari interaksi sosial, norma-norma budaya, nilai-nilai, dan sistem kepercayaan yang terkait dengan penggunaan teknologi digital dan internet. Antropolog dapat mempelajari bagaimana teknologi digital memengaruhi dan mengubah bagaimana cara orang berkomunikasi, bersosialisasi, dan berinteraksi. Mereka dapat mempelajari bagaimana penggunaan media sosial, aplikasi pesan, platform game online, dan teknologi lainnya memengaruhi pola perilaku dan identitas individu serta komunitas yang lebih besar. 

Peran antropolog dalam zaman digital juga dapat membantu kita memahami dampak sosial dan budaya dari inovasi teknologi, seperti kecenderungan kecanduan media sosial, cyberbullying, atau penggunaan teknologi dalam politik dan aktivisme sosial. Dengan memahami dinamika ini, antropolog dapat membantu merumuskan solusi dan kebijakan yang lebih baik dalam penggunaan teknologi digital, salah satunya adalah literasi digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun