Mohon tunggu...
Maulidatul Fathiyah
Maulidatul Fathiyah Mohon Tunggu... Lainnya - maulidatul fathiyah

seseorang yang menuyukai alam

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Virus Corona: Alami atau Buatan?

20 November 2020   06:34 Diperbarui: 20 November 2020   06:44 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pinterest

Virus corona atau SARS-Cov-2 merupakan virus jenis baru yang ditemukan di Wuhan, China. Virus ini masuk ke dalam jenis coronavirus yang menyerang system pernapasan dan menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Virus ini menular melalui percikan dahak (droplet) dari saluran pernapasan, misalnya ketika berada di ruang tertutup yang ramai dengan sirkulasi udara yang kurang baik atau kontak langsung dengan droplet.

SARS-CoV-2 juga merupakan family virus SARS-CoV penyebab wabah SARS, dan MERS-CoV penyebab wabah MERS. Disebut corona karena memiliki bentuk seperti mahkota. Virus ini memiliki protein spike yang berbentuk seperti paku-paku yang menancap di permukaan virus. Protein spike di virus corona mempunyai afinitas ikatan kuat dengan ACE2 (Angitensin converting enzyme 2) manusia. ACE2 adalah enzim yang menempel di permukaan luar sel-sel di beberapa organ, misalnya di paru-paru, arteri, jantung, ginjal, dan usus.

Virus corona SARS-CoV-2 mempunyai 30.000 basa dan hampir 80% mirip dengan virus SARS. Namun, berdasarkan penelitian virus SARS-CoV-2 memiliki genom yang hampir mirip dengan genom coronavirus yang ada di kelelawar tapal kuda di China yaitu sekitar 96%. Tetapi, kalau dilihat secara spesifik pada gen spikenya ternyata lebih identic dengan virus corona yang ada di trenggiling.

Infeksi virus corona disebut dengan Covid-19 awalnya di temukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menyebar dengan sangat cepat hampir ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tercatat sejak awal penyebaran sampai tanggal 28 Oktober 2020 menurut data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Republik Indonesia, jumlah kasus terkonfirmasi positif adalah 396.454 orang dengan jumlah kematian 13.512 orang. Dari banyaknya kasus tersebut, banyak yang mengira bahwa virus ini buatan laboratorium. Hal ini diungkapkan oleh beberapa sumber, termasuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa virus ini akibat dari bocornya lab virology di Wuhan, China.

Jika ilmuwan ingin melakukan rekayasa terhadap sesuatu misalnya merekayasa virus, ilmuan tersebut harus menambahkan sesuatu di dalamnya untuk membantu ilmuwan untuk menandai. Dalam kasus SARS-CoV-2 ini, ilmuwan harus memandai setidaknya 1.200 titik basa, karena di pembahasan sebelumnya jika virus ini mempunyai kesamaan dengan virus yang ada di kelelawar yaitu 96%, artinya masih ada 1.200 basa yang berbeda, dan dari penelitian yang sudah dilakukan tidak ada sesuatu yang ditambahkan di dalam basa tersebut.

Hal ini diperkuat dari banyak penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa virus tersebut merupakan hasil evolusi alami. Menurut peneliti dari Amerika Serikat menyatakan bahwa analisis data sekuens genom publik dari Covid-19 dan virus terkait, tidak ada bukti bahwa virus itu dibuat di laboratorium atau direkayasa.

Terdapat alasan utama mengapa ilmuan menyimpulkan bahwa SAR-CoV-2 penyebab Covid-19 bukan hasil rekayasa laboratorium melainkan proses alamiah yaitu reseptor pengikat dari virus SAR-CoV-2 telah berevolusi untuk berkaitan dengan ACE2 (reseptor di paru-paru) secara sangat efektif dan hanya bisa terbentuk dari hasil seleksi alam dan bukan rekayasa genetika. Kemudian struktur molekul dari “backbone” virus SAR-CoV-2 sangat berbeda dari anggota virus corona lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun