Tembalang, sebagai salah satu pusat pendidikan tinggi di Kota Semarang, menjadi rumah bagi ribuan mahasiswa. Gaya hidup mahasiswa Tembalang, terutama di sekitar kawasan kampus-kampus mencerminkan tren konsumsi. Hal ini bisa terjadi karena dipengaruhi oleh perubahan sosial, teknologi, dan lingkungan perkotaan. Berbagai kafe, restoran, dan pusat perbelanjaan di sekitar kampus mendorong mahasiswa untuk melakukan gaya hidup yang lebih konsumtif. Seperti dalam hal konsumsi barang-barang mewah dibandingkan dengan pengeluaran untuk kebutuhan pokok.
Konsumsi Barang Mewah
     Barang mewah dalam hal ini bisa mencakup berbagai produk, seperti pakaian bermerek, perhiasan, kendaraan seperti mobil, gadget yang sedang tren (iphone), hingga mengunjungi tempat makan dan hiburan yang berharga tinggi. Gaya hidup yang dipengaruhi oleh media sosial, di mana penampilan dan hasrat (keinginan) sering kali menjadi faktor penting. Hal ini membuat mahasiswa cenderung mengalokasikan sebagian besar pengeluaran bulanan mereka pada barang-barang ini. Bahkan beberapa mahasiswa rela berhutang untuk membeli barang-barang yang sedang tren. Munculnya fenomena fear of missing out (FOMO) juga turut memperkuat perilaku konsumtif di kalangan mahasiswa, karena mereka tidak ingin ketinggalan tren.
Pengeluaran Kebutuhan Pokok
     Di sisi lain, pengeluaran kebutuhan pokok dikalangan mahasiswa merupakan salah satu aspek penting dalam perjalanan mereka saat menempuh Pendidikan. Kebutuhan pokok seperti makanan, tempat tinggal, dan transportasi tetap menjadi pengeluaran utama bagi mahasiswa. Namun, ada kecenderungan bahwa pengeluaran untuk kebutuhan pokok semakin menurun karena tekanan sosial untuk memenuhi standar gaya hidup tertentu. Seperti biaya kost atau transportasi yang tinggi serta pengeluaran untuk biaya pendidikannya. Bahkan, pengeluaran untuk makanan cepat saji atau makanan di luar juga sering kali lebih tinggi dibandingkan dengan pengeluaran untuk masakan rumah/kost yang lebih hemat.
Kesimpulan
     Gaya hidup konsumtif ini sering kali menyebabkan ketidakseimbangan dalam pengelolaan keuangan mahasiswa. Pengeluaran untuk barang mewah menyebabkan penghematan pada kebutuhan pokok, atau bahkan menimbulkan hutang di antara mahasiswa yang berusaha untuk mempertahankan gaya hidup tersebut. Beberapa mahasiswa juga memilih untuk bekerja paruh waktu atau mengandalkan pinjaman untuk menutupi gaya hidup yang lebih tinggi dari kemampuan keuangan mereka. Dapat disimpulkan bahwa pengaruh gaya hidup mahasiswa Tembalang terhadap pengeluaran bulanan sangat dipengaruhi oleh pola konsumsi yang cenderung mengarah pada barang mewah dibandingkan dengan kebutuhan pokok. Seorang mahasiswa harus benar-benar pintar dalam mengelola keuangan untuk kebutuhan, seperti kebutuhan pokok atau kebutuhan gaya hidup (keinginan sesaat).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H