Mengasah kreatifitas anak ditentukan oleh kebiasaan perilaku orang tua serta guru. Guru merupakan orang tua anak di sekolah. Cara guru mengajar turut mempengaruhi terasah-tidaknya kreatifitas anak.
Pembelajaran hendaknya jangan hanya berisi arahan dan larangan. Kamu harus begini-begitu. Kamu jangan begini begitu. Kamu tidak boleh begini begitu. Ketika anak diberi larangan seperti itu, maka kreatifitasnya akan mati. Anak akan condong menjadi pengikut arus yang ada. Anak menjadi terkekang kreatifitasnya, tidak berani mengungkapkan idenya. Sebenarnya tidak ada ide yang salah.
Semua berhak berpendapat dan mengeluarkan ide. Anak yang banyak dilarang menjadi tidak mempunyai inisiatif. Karena anak akan takut untuk mengembangkan diri, ada suatu kekhwatiran pada dirinya. Khawatir saat tidak sesuai dengan apa yang diajarkan guru. Seperti saat menjawab suatu pertanyaan, guru sebenarnya tidak boleh menyalahkan jika anak menjawab berbeda dengan apa yang ia ajarkan. Sehingga anak menjadi bermental plagiat, memiliki kecenderungan selalu sama dengan apa yang gurunya ajarkan. Akan kah pendidikan di Indonesia tetap seperti ini?
Anak yang sering disalahkan jawabannya oleh guru akan tertanam dalam dirinya untuk tidak menerima kegagalan. Anak menjadi tidak ingin tahu rasanya gagal, anak akan lebih suka melakukan hal yang dikendaki gurunya terjadi. Seperti yang sudah dikatakan tadi, anak lebih suka terbawa arus.
Maka dari itu guru harus menerima jawaban anak didiknya yang berbeda dengan yang dia ajarkan, namun tidak salah juga. Dengan begitu anak akan merasa dihargai ide pemikirannya dan berani mengambil resiko melawan arus. Terbentuklah anak yang tidak mudah menyerah melalui pembelajaran dari kegagalan. Dari situlah kreatifitas anak akan berkembang, menciptakan hal-hal yang baru dan dunia pendidikan makin berkembang.
Isna Maulida, Mahasiswa PGSD, FIP, UNY
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI