"ketika jeritan kenikmatan malam berubah kegelisahan mentari dalam pelukan cinta..
ketika desahan nafsu memeluk indah duniawi bermetafora dalam cengkraman penguasa..
entah kupu-kupu akan berubah kembali menjadi kepompong ataukah kembali menjadi larva"
ketika para pramu nikmat (PSK.red) mencari kenikmatan dalam setiap pelukan pria hidung belang yang memberinya kepuasan bukan hanya kepuasan batin tapi duniawi berupa uang yang mereka cari untuk keluarga mereka. karena keterbatasan negara menyediakan modal dan lahan pekerjaan mereka untuk makan agar perut mereka tidak meronta. bukan urusan halal dan haram saat kita dihadapkan antara kenyang atau lapar ? hidup atau mati ?
ketika mereka telah menemukan oase yang mereka cari-cari , mereka seperti hidup didalam savana yang indah sekaligus tenang. dengan hidup yang layak nikmat pula . tapi saya yakin ada kegelisahan batin yang tak terperi dalam hati mereka , keluar tapi miskin ? diam tapi dosa ?
ketika penguasa telah bersabda , cukuplah para pengawalnya menjalankan mandat tanpa merasakan kegelisahan yang mendera para pramu nikmat . para relawan , para pria langganan yang ingin dolly tetap ada akan selalu membantu mereka agar nafsu hewaninya tersalurkan dalam bentuk ketidak penyimpangan menurut mereka.
ketika sebuah negara berkembang dengan permasalahan yang begitu rumit dihadapkan dengan sebuah hukum agama yang dijunjung tinggi pemeluknya ,, tuhan ,, untuk saat ini dimanakah engkau berada ??
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H