Jombang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur, yang memiliki luas wilayah sekitar 115.950 Ha atau 1.159,5 Km2. Letak Kabupaten Jombang membentang antara 7o20' dan 7o45' Lintang Selatan serta antara 5o20o -- 5o30o Bujur Timur. Kabupaten Jombang juga terletak di wilayah yang strategis, karena bersebelahan dengan Kabupaten Lamongan di sebelah utara, Kabupaten Kediri di sebelah selatan, Kabupaten Mojokerto di sebelah timur dan Kabupaten Nganjuk di sebelah barat.
Sebagian besar wilayah Jombang merupakan dataran rendah, yaitu 90% wilayahnya berada di bawah ketinggian 500 meter di atas permukaan laut. Hal tersebut menyebabkan sebagian besar lahan di Kabupaten Jombang digunakan untuk area persawahan (42%), diikuti dengan pemukiman (19%), hutan (18%), tegal (12%), dan lainnya.
Kabupaten Jombang memiliki iklim tropis dan termasuk tipe iklim D menurut klasifikasi Smidt dan Ferguson. Iklim di Jombang memiliki ciri-ciri, yaitu musim hujan yang berlangsung dari bulan November hingga April dan musim kemarau dari Mei hingga Oktober. Dengan curah hujan di Jombang yang cukup tinggi dan suhu yang stabil inilah yang dapat mendukung sektor pertanian di Kabupaten Jombang. Â
Dengan besarnya luas lahan persawahan di Jombang, membuat sektor pertanian menjadi sektor terbesar di Kabupaten Jombang. Komoditas utama dalam sektor pertanian di Kabupaten Jombang juga sangat banyak, yaitu terdapat tebu sebagai komoditas unggulan dari Kabupaten Jombang, dilanjut dengan padi, jagung, serta sayuran dan komoditas lainnya.
Jombang merupakan daerah penghasil tebu terbesar kelima di Jawa Timur, yaitu sebesar 53.139 ton dengan luas lahan panen sebesar 10.043 hektare. Sedangkan pada tahun 2021 Kabupaten Jombang menghasilkan tebu sebesar 48.325 ton. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 4.814 dari tahun sebelumnya. Dilansir dari solopos.com, Kabupaten Jombang menjadi salah satu pilot project program Agroforestry Tebu Mandiri (ATM) pada tahun 2021 telah berhasil memberikan kontribusi pendapatan untuk negara sebesar Rp15 miliar, pendapatan itu dari hasil panen tebu. Â Â
Komoditas pertanian utama Kabupaten Jombang yang selanjutnya, yaitu padi. Selain dikenal dengan sebutan kota santri, Jombang juga dikenal sebagai salah satu lumbung padi di Jawa Timur, karena banyaknya lahan pertanian yang ditanami padi di Kabupaten Jombang. Kabupaten Jombang merupakan salah satu produsen padi terbesar di Jawa Timur dengan total produksi mencapai sekitar 300.000 ton per tahun. Luas area sawah di daerah ini mencapai lebih dari 30.000 hektare yang tersebar di berbagai kecamatan seperti Bangsal, Jombang, dan Proppo.
Sistem tanam padi yang terkenal di jombang adalah metode jajar legowo. Sistem ini merupakan sistem penanaman dengan pengaturan jarak tanam yang lebih rapat tetapi memiliki jalur kosong (legowo) di antara baris tanaman. Metode ini dapat meningkatkan penetrasi cahaya matahari dan aliran udara, yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil panen hingga hingga 15-30%. Varian jajar legowo yang sering digunakan petani Jombang adalah pola 2:1 (dua baris tanaman diikuti satu baris kosong) dan 4:1 (empat baris tanaman diikuti satu baris kosong).
Petani di Jombang juga telah mulai mengadopsi teknologi irigasi hemat air, seperti irigasi tetes atau irigasi sistem embung, terutama di area yang jauh dari sumber air besar. Sistem ini membantu menghemat penggunaan air dan meningkatkan penyerapan air oleh tanaman. Selain irigasi hemat air, petani di Jombang juga memanfaatkan irigasi subsurface, dimana air disalurkan di bawah permukaan tanah, membantu mengurangi evaporasi dn memastikan bahwa air mencapai akar tanaman lebih efektif.
Komoditas pertanian Kabupaten Jombang selanjutnya, yaitu jagung. Lahan yang digunakan untuk budidaya jagung di Kabupaten Jombang cukup luas, yang tersebar di berbagai kecamatan, terutama di daerah yang memiliki lahan tegalan atau tadah hujan. Kecamatan-kecamatan yang lahannya digunakan untuk budidaya jagung, yaitu Bareng, Ploso, dan Tembelang yang menjadi sentra utama penanaman jagung. Â Â
Hasil produksi jagung di Kabupaten Jombang berkisar antara 6 hingga 8 ton per hektare. Produktivitas ini dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jenis varietas, teknik budidaya, dan kondisi cuaca. Puncak musim tanam jagung di Jombang biasanya terjadi pada musim penghujan (November hingga April) ketika ketersediaan air mencukupi untuk tanaman jagung. Waktu panen jagung di Jombang biasanya dilakukan setelah tanaman berumur sekitar 100-120 hari setelah tanam. Panen biasanya dilakukan secara manual, yang hasilnya akan dijual dalam bentuk jagung pipil kering ataupun jagung segar.
Komoditas pertanian Kabupaten Jombang yang selanjutnya adalah sayuran. Jombang dikenal sebagai salah satu daerah di Jawa Timur yang memiliki potensi besar dalam pertanian, terutama sayuran. Di sini, berbagai jenis sayuran ditanam oleh para petani lokal, baik untuk konsumsi domestik maupun untuk memenuhi kebutuhan pasar di daerah lain. Beberapa sayuran yang umum ditanam di Kabupaten Jombang meliputi:
- Kangkung -- sering ditemukan dan menjadi sayuran yang cukup populer di Jombang, banyak ditanam di lahan-lahan basah.
- Bayam -- mudah dijumpai di pasar-pasar tradisional, bayam menjadi salah satu sayuran hijau yang banyak di budidayakan oleh petani setempat.
- Cabai -- salat satu komoditas unggulan di Jombang, cabai ditanam luas karena permintaan yang tinggi dari pasar. Cabai rawi dari Jombang juga dikenal memiliki kualitas yang tiggi dan permintaan yang stabil dari pasar lokal maupun regional.
- Bawang merah -- selain cabai, bawang merah juga termasuk komoditas unggulan di Jombang, dengan lahan yang cukup luas dialokasikan untuk penanaman bawang merah.
- Kacang panjang -- sayuran ini juga cukup populer dan banyak dibudidayakan di Jombang, baik untuk kebutuhan lokal maupun distribusi ke daerah lain. Â