Mohon tunggu...
Maulida F Zahwa
Maulida F Zahwa Mohon Tunggu... Perawat - Keperawatan

hi ! Hopefully what i wrote is useful for you :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bahaya Penggunaan Rokok Elektrik

30 Desember 2024   22:20 Diperbarui: 30 Desember 2024   22:20 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Maulida Fatimatul Zahwa

   Universitas Airlangga

Di era yang serba digital seperti saat ini manusia banyak menciptakan sebuah inovasi modern seperti rokok elektrik atau yang biasa kita disebut dengan vape.   Rokok elektrik sangat popular dikalangan remaja karena dianggap lebih murah dari pada rokok konvensional, tidak hanya remaja laki-laki bahkan kini perempuan pun juga ikut menikmati rokok elektrik ini.

Vape menjadi daya tarik tersendiri bagi para remaja karena terdapat banyak sekali jenis liquid, varian rasa dan bentuk yang disediakan sehingga semakin banyak peminatnya. Banyak yang beranggapan bahwa vape lebih ringan efek sampingnya dari pada rokok, tetapi apakah itu benar? Memang vape terdapat banyak jenis rasa serta aromanya yang harum dibanding rokok, namun faktanya bahwa vape juga sama bahanyanya dengan rokok konvensional karena vape juga mengandung zat-zat kimia yang berbahaya untuk tubuh.

Dilansir dari sehatnegeriku.kemkes.go.id bahwa di beberapa negara tingkat penggunaan vape pada remaja lebih tinggi jika dibandingkan dengan penggunaan vape pada orang dewasa. Di Indonesia sendiri menurut data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) pada tahun 2023 bahwa perokok aktif mencapai 70 juta orang dengan mayoritas perokok anak muda. Kelompok anak dan remaja merupakan kelompok dengan peningkatan jumlah perokok yang paling signifikan dari tahun ke tahun, perokok pada anak usia sekolah mulai dari 10 tahun  sampai 19 tahun. Meningkatnya perokok aktif secara terus menerus karena industry rokok yang gencar memasarkan produknya di kalangan masyarakat mulai dari anak sekolahan hingga dewasa melalui media sosial.

Dilansir dari Radio Republik Indonesia (RRI) pada Januari 2024 bahwa Indonesia menjadi peringkat pertama penggunaan vape tertinggi di dunia. Sasaran para industri rokok elektrik utamanya adalah anak muda dengan berbagai cara mereka menjangkaunya mulai dari influencer, popularitas, tren. Pengemasan rokok elektrik dalam bentuk yang menarik dapat membuat anak-anak kecanduan dengan menciptakan rokok elektrik dalam berbagai varian rasa, bahkan sekarang ada jenis rokok elektrik yang bisa digunakan dalam ruangan. Tentunya hal tersebut dapat meningkatkan secara pesat penggunaan rokok elektrik di Indonesia.

Industri di bidang rokok mengatakan bahwa rokok elektrik tidak berbahaya dan aman bagi konsumennya. Padahal rokok elektrik juga berbahaya bagi tubuh manusia, penggunaan rokok elektrik pada remaja akan mengalami peningkatan terhadap paparan logam yang berbahaya seperti uranium dan timbal yang berpotensi terhadap perkembangan otak dan organ secara efektif, hal ini secara tidak langsung dapat merusak generasi bangsa. Penggunaan dan konsumsi vape atau rokok elektrik dalam jangka panjang juga mengakibatkan gangguan kesehatan yang sama seperti perokok konvensional seperti :

(1) Merusak paru-paru karena ada beberapa zat berbahaya di dalamnya seperti acrolein,  diasetil, dan glikol yang dapat menyebabkan kerusakan pop corn lung.

(2) Risiko terkena kanker meningkat karena cairan rokok elektrik yang dipanaskan sebelum dihirup akan menghasilkan senyawa seperti formaldehida yang dapat memicu kanker.

(3) Permasalahan jantung seperti hipertensi karena kandungan nikotin didalamnya dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah sehingga tekanan darah meningkat.

(4) Beresiko meledak, meskipun jarang adanya kasus rokok elektrik terbakar atau meledak namun hal ini dapat membahayan pengguna dan orang disekitarnya.

(5) Berbahaya bagi orang lain, sama seperti rokok konvensional, rokok elektrik juga membahayakan orang lain karena membuat mereka menjadi perokok pasif. Menghirup udara rokok elektrik dapat beresiko terhadap kesehatan tubuh.

Pada dasarnya semua rokok sama-sama berbahayanya bagi kesehatan tubuh, untuk mengindari sejumlah bahaya tersebut penggunaan rokok elektrik dapat dikurangi dan menghentikan kebiasaan menghisap asap rokok elektrik atau mengindari paparan asapnya. Meskipun menghentikan kebiasaan merokok tidak mudah tetapi berbagai tips dapat dicoba seperti membulatkan tekad untuk berhenti merokok dan menggantinya dengan mengkonsumsi permen atau buah, berolahraga secara teratur, menghindari waktu serta situasi dimana kita sering merokok, atau pengguna dapat berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Meskipun vape dianggap lebih aman dari pada rokok konvensional dan digunakan sebagai alternatif tetapi pemerintah tetap perlu memperhatikan dan mengambil langkah awal mengenai penggunaan vape terhadap remaja sampai dewasa supaya penggunaannya tidak disalah gunakan terutama pada anak-anak di bawah umur terutama mengenai larangan keras terhadap penjualan tembakau dan produk sejenis kepada mereka yang berusia di bawah 21 tahun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun