Berbisnis menggunakan Whatsapp belakangan banyak dilakukan oleh para pebisnis online terutama perempuan. Jualan online dengan aplikasi hijau ini mudah dan praktis. Penjual cukup beriklan di fitur story Whatsapp, menggunakan akun bisnis dan mengunggah katalog di akun bisnisnya. Tanpa input detail barang seperti berat dan tinggi produk atau tanpa harus mengklasifikasikan variasi produk. Berjualan di Whatsapp memang mudah. Namun, butuh ilmu agar omzet yang diperoleh semakin melimpah.
Indari Mastuti: Konten yang Mengganggu
Beberapa orang beranggapan bahwa semakin gencar iklan maka akan semakin banyak pula pelanggan yang diperoleh. Tentu saja anggapan ini tidak sepenuhnya salah akan tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para penjual online di Whatsapp. Business Coach Indari Mastuti menegaskan, harus ada interaksi antara penjual dan pembeli sebelum beriklan. Sebaiknya interaksi yang kuat harus terlebih dahulu terjalin.Â
Indari Mastuti dalam kelas naik profit juga menambahkan, list building merupakan kunci utama dalam digital marketing terutama di whatsapp. Aplikasi media sosial whatsapp merupakan media komunikasi, bukan media berjualan seperti marketplace. Oleh sebab itu, yang dibutuhkan adalah interaksi dengan database. Semakin kuat branding, semakin kuat interaksi dengan database, semakin kuat pula hubungan bisnis yang terjalin. Pada para peserta kelas naik profit ini Indari Mastuti menegaskan, jangan hanya mengejar closing meski closing menjadi goal utama. Â
Apa itu List Building?
List building adalah proses pengumpulan data konsumen. List building diperoleh melalui penyaringan terhadap orang-orang yang tertarik dengan produk Anda. List building biasanya digunakan dalam email marketing, akan tetapi dewasa ini list building juga dapat diterapkan di Whatsapp marketing.Â
Bagi Anda yang berjualan di Whatsapp, list building merupakan kunci utama. Siapa target market Anda, lalu lakukan list building yakni pengumpulan data. Klasifikasikan pula data tersebut apakah masuk dalam cold market atau hot prospek.
Indari Mastuti juga mengungkapkan pada para peserta kelas naik profit sekolah perempuan Indscript Creative bahwa list building yang sering dilakukan oleh penjual di Whatsapp hanyalah mengumpulkan database saja. Padahal, harus terjadi interaksi antara database dan penjual. Jangan hanya mengumpulkan nomor kontak saja lalu beriklan ke mereka. Langkah ini bisa menjadi konten yang mengganggu. Tahapan list building jangan hanya berhenti pada pengumpulan database/kontak tapi rawatlah kumpulan kontak tersebut.Â
List Building dan Cara Merawat DatabaseÂ
List building bukan hanya mengumpulkan database saja tetapi juga harus merawatnya dengan menjalin interaksi. Database adalah kontak yang dimiliki oleh penjual. Biasanya penjual online di Whatsapp akan mengumpulkan banyak database, menyimpan kontak mereka dan kemudian beriklan di story. Hal ini mungkin tidak sepenuhnya salah, akan tetapi cara seperti ini terkadang membuat database/kontak ilfeel dan terganggu.Â
Untuk menghindari ketidaknyamanan database, maka perlu dilakukan perawatan. Merawat database sangat mudah dilakukan akan tetapi butuh konsistensi dan kedisiplinan tinggi.  Merawat database akan memudahkan penjual ketika nanti membuat kolam pelanggan. Berikut ini beberapa cara  Indari Mastuti merawat database seperti yang diungkapkan dalam kelas naik profit:Â
1. Reply Story Sebanyak Mungkin
Usahakan untuk setiap hari me-reply story para database yang sudah tersimpan di kontak Whatsapp. Reply story ini merupakan bentuk atensi terhadap mereka para database.
2. Broadcast
Sesekali lakukan broadcast untuk mendekatkan diri pada database. Indari Mastuti menegaskan dalam kelas naik profit untuk jangan langsung beriklan pada orang yang baru dikenal. Kenalan dulu, jika sudah dekat barulah beriklan.Â
3. Sesi Sharing
Buat grup sesi sharing dan undang database yang dimiliki. Mulai dari database yang terdekat terlebih dahulu. Mulai dari orang yang lebih dikenal baru ke database yang baru saja dikenal. Sesuaikan sesi sharing dengan keahlian yang dimiliki. Jangan melakukan sharing hal-hal yang tidak dimengerti dan dikuasai.
4. Wapri Personal
Berikan atensi dengan mengirim pesan pribadi secara personal. Berikan perhatian dan motivasi. Jangan melulu mengirim broadcast tapi sesekali juga menanyakan kabar.
5. Story Whatsapp
Buat story Whatsapp dengan konsep interaksi. Jangan melulu beriklan di story Whatsapp tapi buatlah konten story yang menggugah hati database. Penjual juga dapat membuat konten pertanyaan mengenai apa yang diminati database.Â
Interaksi menjadi hal paling penting dalam Whatsapp marketing. Jika ingin penjualan meningkat, Indari Mastuti mengajarkan berbagai trik yang telah sukses dia terapkan dalam bisnis sehingga Indscript Creative bisa besar seperti sekarang. Melalui Sekolah Perempuan Indscript Creative Indari Mastuti mengajar berbagai kelas bisnis, beberapa diantaranya seperti kelas naik profit, kelas reparasi bisnis, dan masih banyak lagi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H