Di Indonesia, sering dijumpai masyarakat bilingualisme yaitu masyarakat yang memiliki kemampuan menggunakan dua bahasa secara bergantian. Umumnya, bahasa yang dikuasai oleh masyarakat bilingualisme di Indonesia yaitu bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Kontak bahasa antara bahasa Indonesia dan bahasa daerah terjadi berdasarkan situasi sehingga menimbulkan adanya ragam dan variasi bahasa tersebut. Oleh karena itu, dalam masyarakat kebahasaan sering ditemui adanya hubungan masyarakat kebahasaan (bilingualisme) dan ragam bahasa (diglosia).Â
Pada umumnya, hubungan antara bilingualisme dan diglosia terbagi menjadi 4 yaitu hubungan diglosia dan bilingualisme, bilingualisme tanpa diglosia, diglosia tanpa bilingualisme, serta tanpa diglosia dan tanpa bilingualisme. Berdasarkan pengamatan penulis, kontak bahasa yang sering ditemui yaitu hubungan antara bilingualisme dan diglosia. Kontak bahasa yang memiliki hubungan antara bilingualisme dan diglosia yang paling stabil dalam masyarakat dan sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.Â
Hubungan diglosia dan bilingualisme adalah hubungan yang terjadi berdasarkan kebiasaan masyarakat dalam menggunakan dua bahasa dengan ragam bahasa sesuai situasinya. Sebagai contoh, pemilihan kontak bahasa yang berhubungan antara diglosia dan bilingualisme yaitu pemilihan bahasa Indonesia dan bahasa daerah serta ragam bahasa yaitu ragam tinggi dan ragam rendah. Hal ini tampak saat masyarakat bilingualisme di Indonesia menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa daerah sesuai dengan situasi dan fungsi penggunaan bahasa dalam masyarakat.Â
Masyarakat bilingualisme yang menggunakan pilihan bahasa dan ragam bahasa sesuai fungsi dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat dalam contoh percakapan berikut.Â
Situasi 1
Â
Percakapan dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam situasi formal yaitu pembicaraan dengan orang yang dihormati.Â
Orang I : "Selamat pagi, Pak Budi. Bagaimana kabarnya?"
Orang II : "Selamat pagi juga, Dek Roni. Kabar saya baik, bagaimana kabar kamu?"
Orang I : "Kabar saya baik, Pak."
Situasi 2Â