Mohon tunggu...
Maulida Khairunnisa
Maulida Khairunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN K.H Abdurrahman Wahid

Saya gemar akan melakukan eksperimen

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kerukunan dan Harmoni di Tengah Perbedaan Agama di Linggoasri

4 Oktober 2023   18:58 Diperbarui: 4 Oktober 2023   19:19 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kerukunan  dan harmoni ditengah perbedaan agama di Linggoasri

Bangsa Indonesia di kenal dengan bangsa yang majemuk terdiri dari berbagai suku, agama,dan ras, dan juga dikenal dengan bangsa yang ramah, rukun dan harmoni termasuk dalam hal beragama. Secara mobilitas sosial yang sangat dinamis dengan proses globalisasi. Sehingga para pendatang dan penduduk asli dengan berbagai macam latar belakang kayakinan. Seperti salah satunya di Desa Linggoasri ini Desa Linggoasri terletak di Kecamatan kajen, Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah. Desa Linggoasri memiliki tempat wisata seperti mini-world, kolam renang, taman, dan tempat untuk bumi perkemahan. Desa Linggoasri memiliki aneka ragam adat istiadat dan kepercayaan yang berbeda dianut oleh masyarakat Linggoasri. Desa Linggoasri memiliki lima dukuh, yaitu dukuh Bojong Larang, Dukuh Sadang, Dukuh Linggo, DukuhYosorejo,dan Dukuh Rejosari.

Desa Linggoasri memiliki beragam agama yang dianut oleh masyarakat sejak dulu, ada empat agama yang ada di desa ini yaitu agama Islam, Kristen, Budha, dan Kristen. Desa Linggoasri sangat rukun-rukun dan saling menghormati satu sama yang lain. Perbedaan ini tidak menjadi masalah oleh masyarakat Linggoasri. Untuk menciptakan kerukunan di desa Linggoasri masyarakat mengadakan gotong royong atau sambatan, gotong royong disini sebagai tempat untuk saling mengakrabkan satu sama yang lain dan untuk menolong dalam kehidupan bermasyarakat tanpa membedakan status sosialnya.

"Warga Linggoasri walaupun berbeda agama tidak pernah mempermasalahkan perbedaan yang sudah ada atau tidak membedakan status sosialnya. Karena disini dalam satu keluarga yang terdapat dua agama yang dianut oleh anggota keluarga tetapi mereka tetap hidup dengan rukun, dan kadang kalau ada acara di dalam islam warga yang beragama non muslim juga turut turun untuk membantu acara agar berjalan dengan lancar, dan juga gitu sebaliknya agama hindu mengadakan acara masyarakat yang muslim juga turut menghargai dan membantunya. Seperti acara Pengajian, upacara slametan, hajatan atau acara yang lain-lainnya serta masyarakat mengadakan gotong royong untuk membuat warga hidup dengan saling rukun dan menghormati". Ujar Siti muawwanatusy salah satu warga dukuh Linggo.

Warga desa Linggoasri sampai saat ini belum pernah ada konflik mengenai perbedaan, karena mereka hidup dengan kerukunan, perdamaian. Jadi masyarakat Linggoasri membebaskan perihal agama kepada seorang yang memilihnya. Warga desa Linggoasri mencapai hidup dengan penuh kerukunan  walauun berbeda-beda agamanya. Masyarakat desa Linggoasri telah menanamkan sikap toleransi yang sangat kuat, menerima budaya dari leluhur, dan hidup tanpa dengan kekerasan.  

Desa Linggoasri misal salah satu agama yang sedang merayakan hari besar maka mereka saling menghormati dan tanpa sedikitpun mereka merasa  terganggu. Misal dengan hari raya umat muslim maka warga non muslim tidak merasa terganggu dengan adanya suara takbiran, tadarusan atau dengan yang lainnya serta sebaliknya dengan adanya hari besar warga non muslim seperti acara nyepi maka warga muslim juga turut serta menghormati dan menjaganya serperti suara adzan saat acara nyepi maka orang muslim adzannya tidak memakai mic atau pengeras suara.

Desa Linggoasri sosial kegamaan berjalan dengan harmonis karena telah meninggikan toleransi beragama, dengan adanya toleransi beragama bisa menjadikan warga hidup kebersamaan dan berdampingan untuk bermasyarakat. Maka dari itu desa Linggoasri dikenal dengan desa moderasi beragama dan sadar kerukunan. 

Dengan adanya desa moderasi ini juga ide ini digagas oleh tim pemberdayaan masyarakat UIN Gusdur Pekalongan bersama dengan masyarakat Desa Linggoasri. Jadi kerukunan beragama ialah hubungan anatar umat beragama yang dilandasi dengan toleransi, saling pengertian dan saling menghormati dan bekerja sama dalam kehidupan bermasyarakat. Kerukunan sangatlah penting untuk kehidupan yang ada di desa Linggoasri. Hubungan anatar pemeluk agama di Desa Linggoasri selama ini sangat harmonis.

Moderasi beragama bisa menjadikan salah satu utama sebagai upaya membangun kebudyaan dan karakter bangsa Indonesia.Maksud dengan desa moderasi beragama dan sadar kerukukanan untuk sebagai contoh oleh yang lainnya. Karena hidup dengan kerukunan akan damai. Dan kita sebagai makhluk sosial hidup saling membantu dan rukun tidak membeda-bedakan status sosialnya. Negara kita, ideology pancasila mengharuskan terciptanya kerukunan anatar umat beragama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun