Menjadi anak pertama, kedua, ataupun ketiga bukanlah hal yang dapat kita pilih. Semua itu sudah menjadi takdir pada diri kita masing-masing. Lalu, bagaimana perasaan kalian yang menjadi anak sulung? Anak sulung kerap kali diberi tanggung jawab lebih besar dibandingkan saudara-saudara lain. Hal tersebut dikarenakan orang tua menganggap kita sudah lebih dewasa dibandingkan saudara yang lainnya. Orang tua menganggap kita lebih bisa diandalkan dan harus menjadi contoh bagi adik-adik. "Kak, kakak kan sudah besar, jadi contoh buat adiknya ya", "Kakak bisa ngerjain sendiri kan?". Sedikit contoh perkataan yang sering didapatkan oleh anak sulung.
Banyak harapan yang diberikan pada si sulung yang membuat kita diharuskan memilki mental baja. Namun, sekuat apapun mental si sulung pasti terbesit perasaan lelah dengan semua tuntutan yang ada. Terkadang, anak sulung menginginkan sosok seorang kakak sebagai panutannya apalagi bagi seorang anak sulung perempuan. Selain semua hal itu, ada beberapa keresahan lain yang  juga dialami oleh anak sulung yang kemungkinan besar juga kalian rasakan.
*Terpaksa selalu menjadi pihak yang mengalah dan paham keadaan
Tidak jarang kita selalu dihadapkan dengan situasi yang mengharuskan kita untuk "mengalah". Perkara ini bukan menjadi hal yang asing lagi bagi anak sulung. Sejak adanya kehadiran adik, maka otomatis seluruh perhatian akan lebih terpusat ke adik. "Kak, adik masih kecil jadi kamu mengalah aja ya", kalimat tersebut terucap seperti tanpa memikirkan perasaan si sulung. Semua itu seperti menjadi keharusan tanpa ada pertanyaan apakah kita suka saat kita mengalah.
*Terpasak bersikap dewasa
Memilki adik seperti memiliki tanggung jawab lebih untuk menjaga, menjadi contoh yang baik, dan dapat menyelesaikan semua permasalahan yang ada. Kita layaknya orang dewasa yang dapat mengatasi semua masalah. Namun, saat masalah tersebut tidak terselesaikan dengan baik, tak jarang kita akan disalahkan.
*Memiliki tuntutan yang selalu datang
"Kak, kakak harus bisa jadi kakak yang membanggakan ya agar bisa jadi contoh buat adik. Nanti kakak juga akan jadi pengganti orang tua. Jadi, harus bisa ya kak". Terlalu banyak tuntutan yang diberikan, kita tidak memiliki ruang untuk melakukan apa yang kita inginkan. Keadaan tersebut juga membuat kita menjadi sosok ambisius dalam segala hal ingin, menjadi yang terbaik. Usaha untuk menjadi yang terbaik itulah yang membuat kita terbebani.
*Tidak memiliki tempat berbagi cerita
Tak jarang saat kita mengalami kegagalan atau saat terlibat masalah kita memerlukan tempat untuk berbagi cerita dan emosi. Namun, bagi anak sulung kadang sulit untuk mendapatkan tempat berbagi cerita karena orang tua berbipikir memang sudah menjadi tanggung jawab kita untuk menghadapinya. Bercerita dengan adik juga tidak membantu karena mereka tidak dapat memposisikan diri sebagai anak sulung. Perasaan dan semua beban masalah akhirnya hanya bisa kita pendam sendiri.
Walaupun anak sulung pada umumnya memilki sikap mandiri dan bertanggung jawab tetapi terkadang mereka juga ingin diperhatikan dan didengar. Ada saat tertentu mereka harusnya meminta bantuan pada orang lain dan jangan sampai mereka menyelesaikan masalah sendirian. Jangan sampai mereka terlalu terbebani dengan peran yang mereka miliki. Menurut saya, peran orang tua sangat diperlukan untuk mengarahkan agar anak sulung dapat berkembang dengan baik tanpa memilki rasa tertekan.