Hallo guys, ga kerasa udah hampir satu semester aja nihh. Oiya disini aku Cuma mau cerita ke kalian bagaimana aku menghadapi tugas tugas perkuliahan, rasa mager, rasa males selama semester 2 ini. Iya sebagai mahasiswa baru atau maba, awal awal perkuliahan terasa kaget gitu kan yaa. Tapi karena masih ada pandemic covid 19, jadi Angkatan tahun 2021 kuliah secara online atau daring. Meskipun kuliah secara online, Angkatan kami sudah bisa masuk mahad UIN Malang.
Bicara mengenai semester 2, di semester 2 ini kita bertemu dengan mata kuliah kewarganegaraan. Mata kuliah ini hampir sama dengan mata kuliah pada semester 1 kemarin, yaitu mata kuliah Pancasila. Pada mata kuliah ini dosen pengampunya juga sama itu pak edi. Tugas pak edi ini bisa terbilang mudah tapi cukup ribet. Dimana kita harus banyak membaca dan menulis bisa dibilang literasi lah yaaa.
Awal awal memang terlihat sanggat seru dan menantang, karena tugas pertama, kedua sampai ketiga kita hanya disuruh meceritakan orang terdekat kita. Untuk tugas pertama kita diminta untuk meceritakan teman. Disini aku bercerita mengenai iky, dia ini seoarang kpopers. Ia banyak mengoleksi pc bahkan album. Ngomongin soal iky dia dulu adalah ketua osis sewaktu SMA.
Balik lagi tentang tugas, tugas ke dua dan ke tiga ini terbilang mudah. Karena kita hanya diminta untuk meceritakan kedua orang tua kita. Kalau bahas orang tua, pasti kalian udah tau kan ya. Orang yang sanggat berjasa bagi kita. Mulai dari kita bayi hingga dewasa kasih sayang kedua orang tua tak pernah luntur oleh waktu.
Dari ketiga tugas tadi, di minggu berikutanya kita disuruh untuk mewawancarai tokoh atau pemuka agama lain. Karena kita tinggal di Mahad Sunan Ampel Al-Aly UIN Malang, jadi kita berangkat bersama sama dari UIN menuju tempat yang akan kita kunjungi. Selain menghemat ongkos pulang pergi, kita juga senang mengerjakan tugas wawancara bersama sama. Iya meskipun kita harus memutar otak mengenai tulisan yang akan kami unggah di kompasiana dan bagaimana supaya bisa menarik di mata para pembaca.
Nah untuk tugas pertama, aku mengunjungi Gereja Katolik Hati Kudus Yesus. Gereja ini merupakan gereja katolik tertua di Kota Malang. Nah disini aku berkesempatan bertemu dengan Romo Yoris. Disana kita mengobrol banyak hal, dan juga mendapatkan ilmu yang selama ini belum kita ketahui mengenai agama katolik ini. Mengenal adat maupun budaya agama lain, adalah hal yang paling seru menurutku. Setelah melakukan wawancara di gereja, aku dan teman teman memutuaskan untuk jalan kaki ke klenteng Eng An Kiong. Cuaca hari itu cukup panas ditambah kita jalan kaki dari gereja menuju Klenteng. Setibanya di klenteng kita langsung di persilahakan masuk oleh satpam dan melakukan wawancara dengan Pak Rudi.
Setelah seharian melakukan wawancara di Gereja dan Kelenteng badan berasa capek banget belum lagi kita harus menulis artikel. Tapi ternyata tidak sampai situ saja, besoknya kita disuruh Kembali ke klenteng oleh Pak Rudi. Kata beliau kalau kita belum ambil brosur resmi dari klenteng kita tidak boleh mempublikasikan cerita tersebut. Kebayang capeknya seperti apa....
Selang beberapa hari, mungkin sekitar 1 minggu. Kita sekelas diberi tugass lagii tuh sama dosen kami. Berhubung mau menyambut bulan suci Ramadhan, kita di beri tugas untuk mewawancarai para tokoh agama atau sesepuh desa mengenai persiapan apa yang akan dilakukan sebelum ramdhan. Berhubung kita tinggal di mahad dan bingung mau wawancara siapa, akhirnya aku memutuskan untuk datang ke Masjid Jami Kota Malang yang berada tepat di sebelah Alun-Alun Kota Malang. Di Masjid Jami ini aku langsung bertemu dan melakukan wawancara dengan takmir masjid. Beliau bercerita mengenai kegiatan apa saja yang dilakukan, seperti contoh banyak mengadakan kajian, bagi takjil gratis dan memiliki pondok pesantren serta produksi air minum dalam kemasan.
Sejauh ini aku mengerjakan tugas dengan enjoy dan santai. Mungkin karena bisa jalan jalan keliling malang dan mencoba berbagai kuliner yang ada. Nah selang beberapa saat, kita dapat tugas lagi tentang pemilihan umum atau pemilu. Aku bersama teman teman berbondong bonding datang ke KPU Kota Malang. Kita bertemu langsung dengan Pak Deni, beliau ini salah satu anggota Kantor KPU Kota Malang tersebut. Beliau banyak menjelaskan mengenai bagaiaman tata pelaksanaan jauh sebelum pemilu dilakukan, syarat apa saja dan masih banyak hal. Beliau juga menyampaikan bahwasannya kita sebagi warga negara yang baik tidak boleh terkecoh oknum oknum yang tidak bertanggung jawab yang memiliki tujuan untuk mengadu domba satu sama lain.
Dihari yang sama ketika kami pergi ke KPU, kita juga pergi ke salah seorang warga yang tinggal tak jauh dari area kampus. Beliau ini hidup sebatang kara tanpa anak dan keluarga. Beliau telah lama ditinggal suaminya pulang ke rumah Allah. Suami beliau ini meninggal karena mengalami kecelakaan dengan truk. Beliau atau yang biasa dipanggil mbah sanatun ini, merupakan seorang lansia yang hidup seorang diri dirumah yang bisa dibilang kecil dan terletak di pojok. Dengan bertemu dan mengobrol dengan mbah sanatun ini, aku jadi paham akan banyak hal di dunia ini. Bahwa hidup tidak sebahagia yang kita kira, suka dan duka terus kita lewati hingga ajal menjemput.
Nah selain tugas tugass yang melelahkan dan menguras emosi. Ada lagi satu tugas dimana kita harus datang atau bertemu dengan guru yang mengajari kita mengaji dahulu. Bisa dibilang guru kita di TPQ lahh yaa. Jasa guru atau ustadz ustadzah ini sanggat besar bagi kehidupan kita. Dari mereka kita banyak belajar dan mendapat ilmu. Dimana kita selalu diajarkan untuk taat kepada Allah, menjauhi hal buruk dan masih banyak lagi.