Pendidikan tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga melalui pengalaman langsung yang memperluas wawasan dan pemahaman. Mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi Universitas Serang Raya (unsera) Melakuan perjalanan edukasi city tour ke Singapura dan Malaysia menawarkan kombinasi sempurna antara pembelajaran akademik dan eksplorasi budaya.Â
City Tour Singapura
Perjalanan dimulai di Merlion Park, Merlion adalah patung ikonik sekaligus simbol dari Singapura. Merlion memiliki tubuh seperti ikan dan kepala seperti singa, yang menggambarkan asal-usul dan sejarah negara tersebut. Kepala singa melambangkan "Singapura" yang berasal dari kata Sanskerta "Singapura" yang berarti "Kota Singa". Menurut legenda, seorang pangeran dari Sriwijaya melihat seekor singa saat pertama kali mendarat di pulau ini, sehingga nama tersebut diberikan. Tubuh ikan dalam patung tersebut melambangkan akar Singapura sebagai desa nelayan kecil yang dulu dikenal sebagai Temasek yang berarti "kota laut" dalam bahasa Jawa Kuno. Patung ini terletak di Merlion Park, dekat Marina Bay, Singapura. Merlion setinggi 8,6 meter ini adalah tempat wisata yang sangat populer dan ikonik yang sering dikunjungi untuk foto dengan pemandangan latar Marina Bay Sands. Secara makna,
Merlion adalah perpaduan dari masa lalu tradisional dan modern Singapura, mencerminkan perjalanan transformasi kemajuan negara tersebut dari sekedar desa nelayan sederhana menjadi salah satu pusat ekonomi dunia. Selama perjalanan kami mendapatkan wawasan tentang bagaimana Singapura mengubah keterbatasan sumber daya alam menjadi peluang melalui inovasi dan kerja keras. Di sini, kami juga menikmati pemandangan Merlion Park dan suasana perkotaan yang bersih serta tertata rapi.
Malaysia: Perpaduan Pendidikan, Budaya, dan Teknologi
Setibanya di Malaysia, perjalanan edukasi dimulai dengan kunjungan ke Universiti Teknologi MARA (UiTM), salah satu universitas terbesar di Malaysia. UiTM memiliki misi khusus untuk memberdayakan masyarakat Melayu dan Bumiputera melalui pendidikan. Kunjungan ini memberikan wawasan tentang sistem pendidikan tinggi di Malaysia, khususnya dalam bidang komunikasi dan media. Selain itu, mahasiswa juga berkesempatan untuk berdiskusi dengan dosen dan mahasiswa setempat, menggali lebih dalam tentang tren industri media, dan membandingkan metode pembelajaran dengan yang ada di Indonesia. Mahasiswa diajak untuk mengenal lebih jauh tentang kurikulum yang diterapkan di UiTM, termasuk bagaimana teknologi digital diintegrasikan dalam pembelajaran komunikasi. Salah satu hal menarik yang dibahas adalah bagaimana media sosial kini menjadi alat utama dalam strategi komunikasi modern, serta bagaimana mahasiswa di UiTM dipersiapkan untuk menghadapi tantangan dunia digital. Mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk berbincang langsung dengan mahasiswa UiTM, berbagi pengalaman tentang kehidupan kampus dan dinamika dunia komunikasi di Malaysia. Suasana hangat dan interaktif membuat diskusi berlangsung menarik, dengan banyaknya pertukaran ide serta perbandingan sistem pembelajaran antara kedua negara. Lebih dari sekadar perjalanan akademik, kunjungan ini mempererat hubungan antara mahasiswa Indonesia dan Malaysia, membuka peluang untuk kolaborasi di masa depan dalam bidang komunikasi dan media. Semangat belajar dan rasa ingin tahu yang tinggi menjadikan pengalaman ini sebagai salah satu bagian penting dalam perjalanan akademik mahasiswa.
Setelah dari UiTM, kami mengunjungi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur. KBRI menjadi jembatan antara Indonesia dan Malaysia dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan dan budaya. Setibanya di KBRI, kami disambut di aula utama, di mana lambang Garuda Pancasila terpampang megah di dinding. Dua foto pejabat tinggi negara, Presiden Republik Indonesia dan Menteri Luar Negeri, turut menghiasi ruangan, mengingatkan bahwa tempat ini adalah representasi resmi Indonesia di Malaysia. Salah satu momen menarik dalam kunjungan ini adalah sesi tanya jawab, di mana mahasiswa antusias mengajukan pertanyaan tentang kebijakan imigrasi, perlindungan tenaga kerja. Kunjungan ini memberikan pemahaman mendalam tentang peran diplomasi dalam kehidupan sehari-hari, serta bagaimana KBRI berfungsi sebagai jembatan antara Indonesia dan Malaysia. Mahasiswa tidak hanya belajar tentang hubungan bilateral, tetapi juga memahami bagaimana mereka sebagai generasi muda dapat berkontribusi dalam memperkuat hubungan internasional di masa depan. Dalam kunjungan ini, peserta mendapatkan wawasan tentang peran diplomasi dalam membangun hubungan antarnegara, termasuk peluang beasiswa dan kolaborasi akademik antara kedua negara.
Setelah dari KBRI, kami mengunjungi Petronas Twin Towers  yang Dibangun pada tahun 1998, menara ini memiliki ketinggian 452 meter dengan 88 lantai, menjadikannya gedung kembar tertinggi di dunia hingga tahun 2004. Arsitek asal Argentina, César Pelli, merancang bangunan ini dengan konsep futuristik yang tetap mempertahankan unsur budaya Malaysia. Bentuk dasarnya menyerupai bintang berujung delapan, yang merupakan elemen desain Islam yang melambangkan harmoni dan kestabilan. Kunjungan ini memberikan pengalaman edukatif yang mengajarkan bahwa sebuah arsitektur bisa memiliki makna lebih dalam, bukan sekadar struktur fisik, tetapi juga simbol kejayaan dan kebanggaan suatu bangsa.
Menelusuri Jejak Budaya dan Sejarah
Salah satu tempat bersejarah yang dikunjungi adalah Dataran Merdeka. Dataran Merdeka adalah salah satu lokasi bersejarah paling ikonik di Malaysia. Terletak di jantung Kuala Lumpur, tempat ini menjadi saksi bisu peristiwa penting yang mengubah perjalanan sejarah negeri jiran. Di sinilah, pada 31 Agustus 1957, bendera Inggris diturunkan dan bendera Malaysia dikibarkan untuk pertama kalinya, menandai kemerdekaan Malaysia dari kolonialisme Inggris. Bagi kami mahasiswa yang mengunjungi Dataran Merdeka dalam rangka city tour edukasi, tempat ini bukan sekadar lapangan luas yang dikelilingi oleh bangunan kolonial yang megah.
Lebih dari itu, Dataran Merdeka memberi pemahaman mendalam tentang perjuangan bangsa Malaysia dalam meraih kebebasan, serta bagaimana warisan sejarah ini tetap dijaga dan menjadi bagian dari identitas nasional. Kunjungan ke Dataran Merdeka bukan hanya sekadar melihat bangunan tua atau berfoto di tempat bersejarah. Lebih dari itu, kami dapat belajar tentang arti perjuangan, identitas bangsa, dan bagaimana sebuah negara merayakan kebebasannya. Tempat ini mengajarkan bahwa kemerdekaan bukan hanya sebuah peristiwa, tetapi sebuah perjalanan yang harus dihargai dan dijaga oleh setiap generasi. Bagi peserta city tour edukasi, pengalaman ini menjadi pengingat bahwa sejarah bukan hanya untuk dikenang, tetapi juga untuk dipelajari dan dijadikan inspirasi dalam membangun masa depan yang lebih baik.