Di sebuah desa kecil, terdapat seorang pemuda bernama Arif. Setiap pagi, ia selalu menyusuri jalan setapak menuju ladang, menikmati udara segar dan sinar matahari. Namun, suatu hari, ketika ia keluar dari rumah, Arif merasakan ada yang berbeda.
Pagi itu, kabut tebal menyelimuti desa. Suara burung yang biasanya ramai terdengar begitu hening. Arif merasa ada sesuatu yang hilang. Ia melangkah lebih jauh, mencoba mencari tahu. Tiba-tiba, ia melihat seorang nenek tua duduk di tepi jalan, wajahnya penuh kerut, matanya memancarkan kebijaksanaan.
"Nak, kau mencari sesuatu?" tanya nenek itu.
"Saya hanya ingin menikmati pagi seperti biasa," jawab Arif.
"Kadang, kita perlu melihat lebih dalam. Tidak semua keindahan terlihat jelas," kata nenek itu, sambil menunjuk ke arah ladang yang tertutup kabut.
Arif terdiam. Ia mulai memperhatikan sekelilingnya, menyadari bahwa di balik kabut, ada keindahan yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Bunga-bunga liar bermekaran, meski tersembunyi. Suara lembut angin menjadi melodi yang menenangkan.
Setelah mengucapkan terima kasih kepada nenek itu, Arif melanjutkan perjalanannya. Pagi yang dulunya biasa kini menjadi istimewa. Ia belajar bahwa keindahan tak selalu muncul dalam terang, kadang ia harus mencarinya di balik bayang-bayang.
Dari hari itu, Arif tidak pernah lagi melupakan bahwa setiap pagi memiliki cerita dan keajaiban tersendiri, jika kita mau membuka mata dan hati kita.
Â
~Tamat~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H