Mohon tunggu...
Maulani dewikusumawati
Maulani dewikusumawati Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemula

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenikmatan yang Tak Berarti

4 Februari 2020   18:21 Diperbarui: 4 Februari 2020   18:29 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kenapa harus malas?
Malas atau kemalasan termasuk kata yang tidak asing lagi, dan merupakan kata yang palimg tua dipakai oleh manusia. Malas adalah suatu perasaan dimana seseorang enggan melakukan sesuatu karena dalam pikirannya sudah memiliki penilaian negatif atau tidak adanya keinginan untuk melakukan hal tersebut.

Kenapa harus malas? Bahkan saya sendiri sering melakukannya . Apalagi untuk belajar, saya sering sekali malas untuk belajar. Penyebabnya? Banyak, banyak sekali faktor yang menyebabkan seseorang merasa malas.

Misalnya, terlalu banyak tugas membuat saya merasa lelah dan bingung harus mengerjakan yang mana terlebih dahulu, sehingga membuat sayamenjadi malas mengerjakannya. Selain itu ada gadget, nah inilah faktir penyebab terbesar menurut saya.

Ketika seseorang sudah memegang gadget di tangannya, sulit sekali orang tersebut untuk terlepas dari itu. Mengapa demikian? Karena gadget, kita bisa melakukan apapun yang kita inginkan. Seperti main games, menonton film, chatting dan lain sebagainya. Jadi apa sih penyeban malas sebenarnya?

Penyebabnya adalah ada dalam diri kita sendiri, ini lah faktor dalamnya. Rasa malas itu tumbuh karena diri kita. Diri kita yang selalu ingin kesenangan dan hanya ingin berdiam diam santai. Semakin kita malas maka semakin banyak tugas menumpuk.

Semua kemalasan berawal dari diri kita,tapi faktor luar juga menjadi penyebab malas belajar. Misalnya lingkungan rumah yang tidak nyaman membua kita menjadi malas. Kurangnya dukunga orang tua/ perhatian orang tua. Karena para orang tua yang terlalu sibuk dengan urusannnya, membuat mereka lupa untuk memperhatikan anaknya. Komunikasi antara orang tua dan anak sangatlah penting.

Seharusnya para orang tua mengontrol kegiatan anak nya dengan mengobrol, mendengar keluh kesahnya dan memberinya semangat. Tapi karna kurangnya dukungan dari lingkungan dan orang di sekirar kita, pada akhirnya kita memilih malas malasan, sebuah kenikmatan yang tak berarti apapun.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun