Mohon tunggu...
Maulana Zam
Maulana Zam Mohon Tunggu... Teacher and Motivator -

Kerendahan hati adalah kualitas pikir yang sangat mulia. \r\n\r\nBerubah atau Dirubah\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sudut Pandang dalam Menyikapi Permasalahan Siswa

10 Oktober 2014   17:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:36 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saat ini tidak bisa dipungkiri bahwa model sekolah di era masa kini bila dibandingkan dengan 15 tahun yang lalu mengalami pergeseran dalam hal konsep dan pengelolaan sekolah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tumbuh sangat cepat merupakan hasil dari tumbuh dan berkembangnya dunia pendidikan di sekolah-sekolah. Oleh karena itu sekolah sebagai cikal bakal yang melahirkan SDM-SDM yang berkualitas perlu terus melakukan inovasi diri dan perbaikan manajerial sehingga mutu pendidikan dapat meningkat.

Namun demikian untuk melakukan tahap-tahap tersebut tidak semudah yang kita perkirakan. Faktor kurikulum yang dicanangkan oleh pemerintah perlu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan infrastruktur fisik dan non fisik di lembaga sekolah juga perlu di tingkatkan. Sistem pengelolaan sekolah perlu diperhatikan dan yang tidak boleh terlewatkan adalah perilaku-perilaku serta motivasi siswa juga tidak boleh lepas dalam kontrol sekolah. Saat ini mungkin kita sepakat bahwa siswa-siswa di era sekarang ini menghadapi tantangan yang cukup berat. Kurikulum yang semakin padat yang selalu mendorong mereka untuk selalu bersikap dan berbuat produktif, juga tantangan lainnya adalah memfilter lingkungan yang akan mempengaruhi dan membentuk kepribadian mereka sendiri.

Bicara soal pembentukan kepribadian siswa tentu ini adalah pekerjaan rumah yang cukup berat yang harus dilakukan oleh guru disekolah dan orang tua di rumah. Tidak ada cara lain bahwa saat ini penanganan masalah siswa oleh sekolah harus dilakukan dengan cara-cara yang lebih humanis dibandingkan pada masa-masa sebelumnya. Guru kali ini amat-amat berhati-hati dalam melakukan tugasnya. Karena jangan sampai niat dan maksud baik mereka disalahkan artikan sebagai bentuk kekerasan. Oleh karenanya bentuk antisipasinya yang harus dilakukan adalah harus tetap bersikap humanis sekaligus target dalam penanganan siswa-siswa yang bermasalah dapat tercapai.

Bersikap humanis disini maksudnya adalah penanganan terhadap siswa harus bermula pada pembentukan pola pikir (mindset) terlebih dahulu bahwasanya jika orang tua dan guru melihat masalah yang dihadapi oleh anak (siswa) mereka, maka sudut pandang yang perlu dikedepankan adalah bahwa ini bukanlah masalah melainkan sebuah peluang bagi orang tua dan guru untuk terus membangun hubungan yang positif dan bukan sesuatu hal yang membebani hidup dan tugas orang tua dan guru. Ketika anak datang dengan membawa masalah, maka paradigma yang perlu di kedepankan adalah ini adalah peluang besar bagi saya untuk membantu anak dan siswa saya. Saya ingin membantu mereka, karena pada dasarnya saya juga sedang membantu diri saya menjadi orang yang memiliki kemampuan untuk menjadi pribadi-pribadi yang baik dalam mengatasi permasalahan orang lain. Dengan pendalaman pola pikir yang kuat dan motivasi positif maka bisa dipastikan ini akan membantu guru dan orang tua dildalam mengatasi permasalahan -permasalahan anak atau siswa mereka.

Semoga sikap dan pola pikir yang kita tanamkan dan niat baik yang kita kedepankan akan membawa hasil dalam tugas-tugas orang tua di rumah dan guru yang di sekolah. Kuncinya memang kita harus benar-benar harus sabar dan serius agar keinginan menjadikan generasi-generasi muda menjadi penerus bangsa yang handal agar bangsa ini menjadi bangsa yang berdiri di depan diantara bangsa-bangsa lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun