Mohon tunggu...
Maulana Zam
Maulana Zam Mohon Tunggu... Teacher and Motivator -

Kerendahan hati adalah kualitas pikir yang sangat mulia. \r\n\r\nBerubah atau Dirubah\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Tomorrow is Today"

17 November 2017   09:57 Diperbarui: 17 November 2017   10:19 3203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah ditunggu-tunggu akhirnya saya dapatkan juga buku series on disruption yang terbaru yaitu "Tomorrow is today" karya Prof. Rhenald Kasali.

Sebuah prolog mengawali buku ini dan menurut saya sangat menarik sekali. "Mengabaikan ancaman disruption dan beranggapan kita terbebas darinya adalah kenaifan yang tidak dapat dibenarkan. Hanya karena kita masih memiliki surplus yang positif, bukanlah jaminan kita akan tetap selamat".

Kita sama-sama mengetahui bagaimana Nokia di tahun 90-an begitu digdaya menguasai pasar handphone di seluruh dunia. Namun begitu muncul Blackbarry runtuhlah kedigdayaan Nokia saat itu. Era Blackberry pun tidak lama karena handphone yang berbasis android seperti Samsung mampu memenangkan persaingan di produk ini. Pertanyaannya adalah apakah Nokia dan blackberry tidak melakukan inovasi? Tentu saja jawabannya adalah sebagai industri besar, Nokia dan blackberry tidak akan pernah mengabaikan untuk melakukan inovasi pada produknya. Lalu mengapa Nokia dan blackberry bisa sampai terjerembab dalam persaingan ?

Lewat buku ini, Prof Rhenald Kasali menyampaikan bahwa kita hidup pada era baru, era disruption. Era ini mengharuskan setiap perusahaan melakukan hal yang lebih dari sustaining innovation. Ya, era ini menuntut kita untuk melakukan apa yang disebut dengan disruptive innovation.

Inovasi tanpa henti tentu kita amat familier dengan kalimat tersebut. Adalah sebuah jaminan bagi perusahaan yang melakukan inovasi pada produknya akan terus menangguk kesuksesan pada bisnisnya. Namun saat ini tidak lagi menjadi jaminan bagi perusahaan-perusahaan yang sudah melakukan sustaining innovation untuk tidak tumbang.

Kita ambil contoh lagi Nokia dan Blackberry, sebagai brand besar tentu mereka sudah melakukan sustaining innovation. Namun pada akhirnya mereka pun tumbang dengan kedatangan pesaing baru seperti Samsung lewat aplikasi androidnya. Kasus ini telah memberikan sebuah pelajaran penting bagi perusahaan-perusahaan besar sekaligus jawaban bahwa kita hidup di era baru. Era dimana setiap perusahaan tidak cukup hanya sekedar melakukan inovasi dengan merubah bentuk, ukuran dan desaian. Namun diperlukan inovasi menyeluruh yang mengubah metode, cara kerja, bahkan produk yang sudah tidak lagi relevan.

Kini Nokia dan Blackberry berusaha bangkit lagi, tentu amat menyenangkan bagi kita bisa menjadi bagian dari kebangkitan mereka dari teknologi-teknologi yang sudah dikembangkan oleh mereka. Namun bukan hal yang mudah untuk bangkit dan sekaligus memenangkan persaingan, hal yang paling sulit adalah memenangkan hati para konsumen agar beralih lagi ke produk mereka. 

Hasil riset Accenture menunjukkan bahwa lebih dari separuh perusahaan yang dulunya masuk dalam daftar Fortune 500, sejak tahun 2000, tersingkir dari daftar tersebut. Wow,...luar biasa bukan? begitu dahsyatnya era disruption ini. Sejak generasi muda mampu tampil sebagai pembaharu lewat munculnya startup banyak sekali perusahaan-perusahaan yang tumbang. Uber sebagai startup gres adalah perusahaan taxi terbesar di dunia, namun kerennya uber tidak memiliki satupun armada taxi tetapi memiliki aset yang sangat besar melebihi perusahaan taxi yang memiliki ribuan armada taxi.

Diakhir buku ini dijelaskan bahwa sesungguhnya kita bisa mencari tahu apa yang akan terjadi pada masa depan dan mempersiapkannya. Kita bisa tahu siapa yang akan menjadi lawan-lawan kita. Kita bisa tahu siapa dan apa saja yang membuat bisnis kita menjadi tidak relevan lagi pada masa depan.

Mulai sekarang ubahlah mindset Anda. Masa depan bukan misteri. Ia ada sekarang ini, di hadapan kita. Hanya kita sering lengah dan menyangkalnya.

Secara pribadi saya merekomendasikan kepada para pembaca untuk memilikinya. Karena lewat buku ini, kita mendapatkan pencerahan, wawasan dan membangun kesadaran akan keberadaan kita yang hidup pada era yang menuntut untuk berubah dalam metode, cara kerja serta mengesampingkan produk yang sudah tidak relevan lagi.

terpublikasi juga : http://maulanazam.com/2017/11/16/tomorrow-is-today/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun