Mohon tunggu...
Maulana Saputro
Maulana Saputro Mohon Tunggu... Human Resources - Mahasiswa Universitas Airlangga

Olahraga bulutangkis, ngedit video, ngedit foto

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Homo Digitalis dalam Mempertahankan Budaya

15 Februari 2024   18:35 Diperbarui: 6 Mei 2024   09:54 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Zaman kini mulai berkembang pesat, sehingga tidak terasa banyak sekali perubahan perubahan dalam kehidupan sekarang. Memulai kebiasaan kehidupan yang lebih maju dari sebelumnya dan berubahan dalam pemikiran lebih ke depan. Memakai masker sudah seperti menjadi kebiasaan sehari-hari Masyarakat Indonesia akibat efek pandemic COVID-19 ini yang banyak berubahan entah itu dari cara pandang Masyarakat (Point Of View), cara tatanan hidup baru, mengandalkan teknologi dalam kepentingan sehari-hari, dan budaya baru seperti memakai masker.

Munculnya alat komunikasi yang sangat pesat berbagai kecanggihan yang dimiliki tidak luput untuk membuat para pengguna alat ini digunakan berbagai hal positif maupun digunakan hal negatif. Itu semua tergantung dari penggunanya masing-masing, sangat di sayangkan apabila manusia belum menggunakan alat maupun teknologi yang canggih seperti HP,Laptop, dan Komputer dengan bijaksana. Zaman sekarang serba bisa, serba cepat, dan serba fleksibel dengan adanya kemajuan teknologi ini.

Memang ada positif dan negatif pada zaman era digital ini. Ada dampak juga yang di rasakan di berbagai bidang diantaranya ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan. Di Indonesia sendiri sudah memanfaatkannya dalam bidang-bidang yang di sebutkan tadi. Dengan artian kita harusnya bisa mempertahankan dan mengenalkan budaya Indonesia berbagai manca negara di era globalilasi ini.

Yang di maksud itu adalah Homo Digital yang bisa diartikan Manusia (Homo) modern yang hidup di era digital yang sangat terhubung melalui teknologi jaringan seperti internet, perangkat seluler, media sosial, dan perangkat video( seperti Youtube, Tiktok, dan Netflix). Berubahan konsep ini menggambarkan cara manusia berinteraksi, berkomunikasi, dan hidup di dunia dengan terhubungnya jaringan internet.

Homo Digitalis ini sangat di zaman globalisasi karena mereka dapat menguasi IPTEK (Ilmu Pengetahuan Teknologi) dan mahir dalam mengoparasikan sosial media yang ada di smartphone. Dengan ini kita dapat mengetahui budaya apa saja di Indonesia melalui berbagai sumber internet dan bisa juga ada video penampilan kebudayaan yang nantinya ini akan bisa di jaga dan di pertahankan oleh Masyarakat Indonesia. Karena apa? Karena Indonesia banyak sekali budaya dari Sabang sampai Merauke. Kita sebagai Homo Digitalis harus mempertahankan kebudayaan Indonesia jangan sampai di rebut oleh negara lain yang lebih mengenali dan memahami daripada kita.

Maraknya perkembangan teknologi ketahanan kebudayaan harus bisa di jaga, agar tidak menghilangkan versi asli. Seperti contoh ini kebanyakan sekarang menampilkan suatu pentas seni menari musik gamelan berasal dari rekaman bukan asli memainkan. Sungguh sangat di sayangkan apabila budaya kita tidak di pertahankan dengan baik baik.

Kita sebagai Homo Digital atau manusia berpikir secara meluas dan memiliki keahlian terutama anak-anak muda, sekarang sudah waktunya untuk mempertahankan kebudayaan kita yang hampir menghilang dari peradaban Indonesia. Ini sangat penting untuk generasi berikutnya untuk mengetahui dan mengenal kebuyaan Indonesia berbagai macam dan memiliki khas nya masing-masing. Dianataranya Homo Digital ini memiliki peran dalam mempertahankan kebudayaan diantaranya yaitu:

  • Pertukaran Budaya Global: Era digital telah menghubungkan berbagai budaya di seluruh dunia. Homo Digitalis dapat mengalami dan memahami kebudayaan lain melalui internet dan platform online, yang dapat membantu membangun pengertian dan kerjasama antarbudaya.
  • Pendidikan Budaya Digital: Teknologi digital memungkinkan Homo Digitalis untuk mengakses sumber daya pendidikan budaya secara online. Mereka dapat belajar tentang kebudayaan mereka sendiri atau kebudayaan lain melalui kursus online, video, podcast, dan platform pembelajaran digital lainnya.
  • Pengarsipan dan Pelestarian: Homo Digitalis dapat memanfaatkan teknologi digital untuk mengarsipkan dan melestarikan aspek-aspek penting dari kebudayaan mereka. Mereka dapat membuat arsip digital berisi foto, video, catatan, dan karya seni budaya untuk generasi mendatang.

Namun, perlu diingat bahwa sementara teknologi digital memberikan banyak manfaat untuk mempertahankan kebudayaan, juga ada tantangan, seperti penyebaran informasi yang tidak akurat atau merusak citra budaya karena globalisasi yang tidak terkendali dan itu pastinya membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Oleh karena itu, penting bagi Homo Digitalis untuk menggunakan teknologi secara bijaksana dan bertanggung jawab dalam upaya mempertahankan kebudayaan mereka dan bisa menampilkannya dengan versi aslinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun