Mohon tunggu...
Maulana Ridwan Maliki
Maulana Ridwan Maliki Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

mahasiswa atvi angkatan 12

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Horornya Museum Bahari

7 Januari 2015   11:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:39 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tiap bangunan kuno selain memiliki sejarah yang panjang, juga menyimpan misteri yang menjadi cerita rakyat di sekitarnya. Begitu pula dengan Museum Bahari yang terletak di Jl Pasar Ikan 1, Kelurahan Pejagalan Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Bangunan bertingkat tiga tersebut, memang sudah tua karena didirikan pada abad 17 dan 18 sesuai yang tertera di pintu utama masing-masing gedung. Museum bahari dulunya bekas tempat gudang rempah-rempah VOC Belanda yang terletak di tepi Teluk Jakarta. Dahulu kala tempat itu menjadi pusat perniagaan penting di Jakarta. Wajar saja bila museum bahari menjadi tempat wisata angker untuk dikunjungi.

"Beberapa pengunjung pernah melihat sosok perempuan dan orang hitam besar disekitar museum," Ujang pemandu wisata. Namun hal ini dianggap sudah biasa karena sering munculnya penampakan tersebut.

Selain penampakkan tersebut konon lukisan Laksamana Malahayati matanya bergerak seakan-akan hidup dan menatap orang-orang yang berjalan didepannya, entah terbukti kebenerannya atau tidak.

Tetapi Ujang selaku pemandu wisata membantah isu tersebut, menurut dia itu hanya kehebatan pelukisnya saja.

Selain horornya museum pengunjung juga mengeluh karena kondisi museum yang kurang terawat , jika ini dibiarkan maka museum tersebut akan selalu sepi pengunjung. Selain kurang terawatnya museum, tempat atau lahan parkiran masih kurang beraturan walaupun sudah diperluas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun