Aku...
Ntah mengapa diri ini terlahir,
terjebak diruang lingkup fana,
kata syukurlah yang membimbing,
membantu proses perjalanan.
Awalnya bingung sejenak,
''Mengapa harus Aku?'',
ternyata semua ini ada maksud,
karena kesanggupan menjadi jawaban.
Kudekap telinga ketanah,
detak detak tanah tak berbunyi,
ternyata Aku lebih spesial dibanding dia,
padahal, kami sebenarnya sama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!