Portugal, sebuah negara yang terletak di barat daya Eropa, memiliki sejarah yang panjang dan kompleks dalam sistem pemilu. Dari awal abad ke-19 hingga saat ini, negara ini telah mengalami beberapa perubahan dalam sistem pemilu, termasuk perubahan dari sistem pluralitas ke sistem proporsional dan akhirnya ke sistem campuran.Â
Dalam artikel ini, kita akan membahas sejarah pemilu di Portugal, termasuk perubahan-perubahan yang terjadi dan bagaimana sistem pemilu tersebut berfungsi hingga saat ini.
Awal Abad Ke-19: Sistem Pemilu Pluralitas
Pemilu pertama di Portugal diadakan pada tahun 1834, setelah Revolusi Liberal yang persamaan monarki absolut. Pada saat itu, sistem pemilu yang digunakan adalah sistem pluralitas, di mana pemilih memilih beberapa kandidat yang akan menjadi anggota parlemen. Sistem ini memungkinkan partai-partai politik untuk memenangkan kursi di parlemen dengan jumlah suara yang relatif kecil, sehingga memungkinkan partai-partai kecil untuk memiliki pengaruh yang signifikan.
Perubahan ke Sistem Proporsional (1911-1926). Â Â Â Â Â Â Â Â
Pada tahun 1911, Portugal menganut sistem proporsional, di mana kursi di parlemen diberikan berdasarkan proporsi suara yang diterima oleh partai-partai politik. Sistem ini diharapkan dapat meningkatkan perwakilan partai-partai kecil dan mengurangi dominasi partai-partai besar. Namun, sistem ini juga memungkinkan partai-partai kecil untuk memenangkan kursi dengan jumlah suara yang relatif kecil, sehingga memungkinkan partai-partai kecil untuk memiliki pengaruh yang signifikan.
Kediktatoran (1926-1974)
Pada tahun 1926, Portugal mengalami kudeta militer yang persamaan demokrasi dan berakhirnya sistem pemilu. Pada saat itu, Portugal menjadi sebuah negara diktator yang dipimpin oleh Antonio de Oliveira Salazar. Sistem pemilu dihapuskan, dan parlemen diubah menjadi sebuah badan yang tidak memiliki kekuasaan.
Kembalinya Demokrasi (1974-1980)
Pada tahun 1974, Portugal mengalami Revolusi April yang menyatukan kediktatoran dan mengembalikan demokrasi. Pada saat itu, sistem pemilu yang digunakan adalah sistem proporsional, di mana kursi di parlemen diberikan berdasarkan proporsi suara yang diterima oleh partai-partai politik. Sistem ini diharapkan dapat meningkatkan perwakilan partai-partai kecil dan mengurangi dominasi partai-partai besar.
Perubahan ke Sistem Campuran (1980-Saat Ini)
Pada tahun 1980, Portugal mengadopsi sistem campuran, di mana kursi di parlemen diberikan berdasarkan proporsi suara yang diterima oleh partai-partai politik, serta kursi tambahan yang diberikan berdasarkan sistem pluralitas. Sistem ini diharapkan dapat meningkatkan keterwakilan partai-partai kecil dan mengurangi dominasi partai-partai besar, serta memungkinkan partai-partai besar untuk memiliki pengaruh yang signifikan.