Mohon tunggu...
Maulana Husada
Maulana Husada Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Generasi pendidik. Bengkel Sastra Universitas Negeri Jakarta. Mahasiswa Program Pascasarjana | Pendidikan Bahasa. | @maoelinhoo : "Tak perlu menunggu sukses untuk melakukan sesuatu tapi kerjakanlah sesuatu itu saat ini menuju kesuksesan. (MH) "Mendidik adalah tugas moral para insan yang terdidik" (Anies Baswedan)..

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Mencontek itu Tidak Salah, yang Salah Adalah Menyontek

28 Mei 2013   13:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:54 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13697213551128222760

Kedua bentuk kata tersebut tentu berbeda. Butuh pemahaman lanjutan untuk mencermati kedua hal tersebut. Lema “contek” tidak terdapat di dalam KBBI, karena kata dasar sebenarnya adalah “sontek”.

2sontek /sonték/ v menyontek; menyontek v mengutip (tulisan dsb) sebagaimana aslinya; menjiplak: krn malas belajar, setiap ujian ia selalu ~;

sontekan n hasil menyontek; bahan (tulisan) yg dicontek. [KBBI III:1493]

Dilihat dari proses morfofonemik yang terdiri atas /k/, /p/, /s/, dan /t/ pada awalan sebuah kata apabila bergabung dengan prefiks {me-} maka bunyi-bunyi tersebut akan mengalami peluluhan. Oleh karena itu, fonem /s/ pada kata {sontek} menjadi luluh bila bertemu dengan prefiks {meÑ-} sehingga terbentuk menyontek dan bukan mencontek. Contoh lain, {sapu} >> menyapu, {sikat} >> menyikat, dsb.

Ditinjau dari konteks wacana di atas, maka “mencontek itu tidak salah” dengan maksud masih mencantumkan sumber referensi sehingga mengalami makna perhalusan, sementara “menyontek adalah yang salah” merupakan tindakan yang tidak terpuji karena mengutip (tulisan,dsb) sebagaimana aslinya (duplikasi dan atau plagiat). Jadi, tidak serta merta setiap kata harus dimaknai dalam bentuk preskritptif (kaidah) selama esensi yang difokuskan adalah informasi/pesan dalam sebuah wacana.

Perkara bahasa dan membahasakan memang menjadi suatu kasus yang unik jika kita sebagai pemakai bahasa tidak menyadari apa yang kita ucapkan apakah baik secara konteks dan/atau benar secara kaidah.

Sumber gambar:

http://www.facebook.com/photo.php?fbid=241061556036811&set=a.147371235405844.36262.146144158861885&type=1&ref=nf diunduh 30 April 2013.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun