Mohon tunggu...
Maulana Husada
Maulana Husada Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Generasi pendidik. Bengkel Sastra Universitas Negeri Jakarta. Mahasiswa Program Pascasarjana | Pendidikan Bahasa. | @maoelinhoo : "Tak perlu menunggu sukses untuk melakukan sesuatu tapi kerjakanlah sesuatu itu saat ini menuju kesuksesan. (MH) "Mendidik adalah tugas moral para insan yang terdidik" (Anies Baswedan)..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Teater Itu Lebih dari Sekedar Istiqomah

8 Juni 2013   21:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:20 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berteater itu harus menyenangkan. Kalau tidak dimulai dari niat dan kerendahhatian maka akhir dari suatu proses akan berbeda. Lalu, apa maksud membesarkan dari hal-hal yang kecil? Hal-hal yang kecil adalah hal-hal yang sering kita sepelekan. Misalnya, lihatlah daun yang terjatuh di hadapan kita. Seorang aktor yang kreatif, ia akan mengambil selembar daun dengan penuh ekspresif, penghayatan, penjiwaan, karakter, dan dilengkapi dengan tindakan cepat. Hal tersbut bukanlah mendramatisir melainkan melatih kepekaan kita agar terangsang terhadap fenomena yang ada.

Membesarkan hal-hal yang kecil juga dimaknai sebagai upaya untuk menghargai hal yang tidak kita indahkan sebelumnya. Padahal, memulai dari hal-hal yang terdekat saja bisa membuat kepekaan kita muncul dan tentu melatih daya imajinasi. Misalnya, "aduh" biarpun hanya terdiri atas satu kata tetapi tugas aktor adalah mengantarkan kata itu sampai pada penonton. "Aduh" yang bagaimana sehingga memiliki interpretasi yang seragam. Pak Iman pun menambahkan bahwa "kata adalah kendaraan imajinasi seorang aktor".

Belajar akting yang paling mudah adalah membayangkan tetapi hal yang paling sulit adalah mewujudkannya. Hal yang bisa dicangkul oleh kita yakni berangkat dari kesedihan karena kita justru lebih sulit membuat orang lain bahagia.

3.      FOKUS DAN KONSENTRASI: BUKAN SEKEDAR INGATAN

Pada dasarnya ingatan atau memori kita hanya bisa fokus 6 detik pertama dan maksimal 9 detik. Menyadari kelemahan dalam sistem daya ingat maka seorang aktor harus melatih fokus dan konsentrasi yang bukan berbasis ingatan melainkan menggunakan metode permainan. Melalui permainan para aktor dapat melatih ACT dan THINK atau berlaku sambil berpikir. Jadi, keduanya bersinergis secara total.

Musuh terbesar seorang aktor saat berada di atas panggung adalah menahan tawa, gelisah, kurang percaya diri dan lainnya. Hal tersebut dapat dilatih dalam sebuah permainan yang dikenalkan oleh Pak Iman, Mahesa, dan Kang Peri dengan nama "LOGIKA ANGIN".

Aturan permainan

  • Peserta berbaris layaknya upacara bendera, terdiri atas 5-10 orang dalam satu saf. Setiap saf diikuti dengan beberapa orang dibelakangnya.
  • Instruksinya, bila instruktor menyebut ANGIN KIRI  maka peserta bergerak dengan melompat ke arah KANAN dengan bersama-sama sehingga terlihat bagaimana kekompakan dalam 1 tim, begitupun dengan ANGIN KANAN = KIRI, ANGIN BAWAH = ATAS, ANGIN ATAS = BAWAH. Keempat instruksi sederhana ini merupakan logika angin dalam hembusannya. Namun faktanya, banyak di antara peserta yang masih sulit emgnatur logika, ucapan dan tindakan sehingga tidak sinkron.
  • Permainan ini mengajarkan bahwa tidak ada yang bisa menolong seorang aktor ketika di atas panggung. Ini berarti kunci aktor bermain bagus dimulai dengan fokus dan konsentrasi.

4.      KOMBINASI TUBUH, UCAPAN, DAN PIKIRAN

Tubuh, ucapan, dan pikiran adalah modal seorang aktor. Pak Iman pun bercerita bahwa dirinya nyeri hate bila salah seorang pengajar teater saat beliau sekolah dulu berkata "Iman apa yang kamu banggakan dari diri kamu sebagai seorang aktor? Tidak ada bukan, suara jelek, mata belo" Tetapi lihatlah, hipotesis tersebut tidak berlaku. Kini, Pak Iman justru hadir dengan membawakan workshop sebagai pemateri pula dan peserta merasakan gairah yang meledak-ledak selama mengikuti materi. Dalam hal ini, yang perlu ditekankan adalah fungsi bukan bentuk atau tampilan fisik.

5.      PENDEKATAN TEATER: SUSURUPAN, KASURUPAN, NYURUP Ketiga istilah tersebut terdengar amat asing di telinga kita selain kata kesurupan. Susurupan adalah kepura-puraan. Kasurupan adalah ketidakterkendalian. Nyurup adalah kesadaran yang dikendalikan.

1370702322519393307
1370702322519393307

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun