Berteater itu harus menyenangkan. Kalau tidak dimulai dari niat dan kerendahhatian maka akhir dari suatu proses akan berbeda. Lalu, apa maksud membesarkan dari hal-hal yang kecil? Hal-hal yang kecil adalah hal-hal yang sering kita sepelekan. Misalnya, lihatlah daun yang terjatuh di hadapan kita. Seorang aktor yang kreatif, ia akan mengambil selembar daun dengan penuh ekspresif, penghayatan, penjiwaan, karakter, dan dilengkapi dengan tindakan cepat. Hal tersbut bukanlah mendramatisir melainkan melatih kepekaan kita agar terangsang terhadap fenomena yang ada.
Membesarkan hal-hal yang kecil juga dimaknai sebagai upaya untuk menghargai hal yang tidak kita indahkan sebelumnya. Padahal, memulai dari hal-hal yang terdekat saja bisa membuat kepekaan kita muncul dan tentu melatih daya imajinasi. Misalnya, "aduh" biarpun hanya terdiri atas satu kata tetapi tugas aktor adalah mengantarkan kata itu sampai pada penonton. "Aduh" yang bagaimana sehingga memiliki interpretasi yang seragam. Pak Iman pun menambahkan bahwa "kata adalah kendaraan imajinasi seorang aktor".
Belajar akting yang paling mudah adalah membayangkan tetapi hal yang paling sulit adalah mewujudkannya. Hal yang bisa dicangkul oleh kita yakni berangkat dari kesedihan karena kita justru lebih sulit membuat orang lain bahagia.
3.     FOKUS DAN KONSENTRASI: BUKAN SEKEDAR INGATAN
Pada dasarnya ingatan atau memori kita hanya bisa fokus 6 detik pertama dan maksimal 9 detik. Menyadari kelemahan dalam sistem daya ingat maka seorang aktor harus melatih fokus dan konsentrasi yang bukan berbasis ingatan melainkan menggunakan metode permainan. Melalui permainan para aktor dapat melatih ACT dan THINK atau berlaku sambil berpikir. Jadi, keduanya bersinergis secara total.
Musuh terbesar seorang aktor saat berada di atas panggung adalah menahan tawa, gelisah, kurang percaya diri dan lainnya. Hal tersebut dapat dilatih dalam sebuah permainan yang dikenalkan oleh Pak Iman, Mahesa, dan Kang Peri dengan nama "LOGIKA ANGIN".
Aturan permainan
- Peserta berbaris layaknya upacara bendera, terdiri atas 5-10 orang dalam satu saf. Setiap saf diikuti dengan beberapa orang dibelakangnya.
- Instruksinya, bila instruktor menyebut ANGIN KIRI Â maka peserta bergerak dengan melompat ke arah KANAN dengan bersama-sama sehingga terlihat bagaimana kekompakan dalam 1 tim, begitupun dengan ANGIN KANAN = KIRI, ANGIN BAWAH = ATAS, ANGIN ATAS = BAWAH. Keempat instruksi sederhana ini merupakan logika angin dalam hembusannya. Namun faktanya, banyak di antara peserta yang masih sulit emgnatur logika, ucapan dan tindakan sehingga tidak sinkron.
- Permainan ini mengajarkan bahwa tidak ada yang bisa menolong seorang aktor ketika di atas panggung. Ini berarti kunci aktor bermain bagus dimulai dengan fokus dan konsentrasi.
4.     KOMBINASI TUBUH, UCAPAN, DAN PIKIRAN
Tubuh, ucapan, dan pikiran adalah modal seorang aktor. Pak Iman pun bercerita bahwa dirinya nyeri hate bila salah seorang pengajar teater saat beliau sekolah dulu berkata "Iman apa yang kamu banggakan dari diri kamu sebagai seorang aktor? Tidak ada bukan, suara jelek, mata belo" Tetapi lihatlah, hipotesis tersebut tidak berlaku. Kini, Pak Iman justru hadir dengan membawakan workshop sebagai pemateri pula dan peserta merasakan gairah yang meledak-ledak selama mengikuti materi. Dalam hal ini, yang perlu ditekankan adalah fungsi bukan bentuk atau tampilan fisik.
5.     PENDEKATAN TEATER: SUSURUPAN, KASURUPAN, NYURUP Ketiga istilah tersebut terdengar amat asing di telinga kita selain kata kesurupan. Susurupan adalah kepura-puraan. Kasurupan adalah ketidakterkendalian. Nyurup adalah kesadaran yang dikendalikan.