Implikasi dari penelitian ini sangat luas. Dengan mengadopsi teknologi GIS dan analisis berbasis data, petani dapat meningkatkan produktivitas sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Selain itu, penelitian ini juga dapat menjadi landasan bagi kebijakan pertanian yang lebih canggih dan berbasis bukti, yang akan mendukung upaya mencapai ketahanan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan pada metode pertanian tradisional yang kurang efisien. Di era perubahan iklim yang semakin cepat ini, pendekatan seperti yang ditawarkan oleh Sulfiana dan Abri menjadi semakin relevan dan penting untuk diterapkan.
Secara keseluruhan, penelitian ini membuka jalan bagi integrasi teknologi modern dalam praktik pertanian dan menawarkan peta jalan menuju pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan. Dengan terus mengembangkan dan menerapkan teknologi seperti GIS, kita tidak hanya dapat meningkatkan hasil pertanian, tetapi juga memastikan bahwa praktik pertanian kita tetap sesuai dengan prinsip keberlanjutan untuk generasi mendatang.
Referensi
Sulfiana, & Abri. (2024). Comprehensive Productivity Performance and Environment-Friendly Cultivation of Shallot (Allium ascalonicum L. var. Enrekang) through Integrated Spatial-Temporal Geographic Information System. International Journal on Advanced Science, Engineering and Information Technology, 14(4). https://doi.org/10.18517/ijaseit.14.4.16808
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H