Nuun Walqolami Wamaa Yasthurun, memiliki arti secara umum, yaitu "Nuun, demi pena dan apa yang mereka tuliskan" adalah semboyan Ikatan Pelajar Muhammadiyah di mana kita harus menjadi generasi yang cerdas, terampil dan dapat mewarnai fikrah umat manusia secara universal, yaitu kemaslahatan hidup di dunia dan akhirat. Artinya, seorang pribadi muslim harus bisa tampil membawa panji kebenaran, keadilan dan kejujuran dalam setiap sendi kehidupan.
Kalimat ini menjadi semboyan sakti Ikatan Pelajar Muhammadiyah ketika melakukan selebrasi penutupan salam. Bukan hanya itu saja, melainkan sebuah perjanjian Allah swt. yang dituliskan dalam Al-Qur'an sebagai penuntun atau pedoman hidup manusia. Slogan ini khususnya untuk para aktivis IPM seharusnya menjelma menjadi sinar mentari atau cahaya yang membawa kehangatan dan keselamatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Tentunya tetap konsisten dalam bingkai tauhid yang tergambar pada simbol syahadat.
Untuk zaman sekarang atau yang sedang viral, yaitu zaman milenial, para kader Muhammadiyah menginginkan IPM menjadi organisasi pelajar yang konsisten terhadap misi Muhammadiyah yang ingin tampil sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna dari gerakan Muhammadiyah ini sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Tidak lepas dari itu, kader IPM juga seharusnya berkomitmen terhadap "3T", yaitu Taat beribadah; Taat belajar; dan Taat berorganisasi yang dijadikan sebagai ruh gerakan yang merupakan cita-cita dan karakter khas yang dimiliki oleh setiap kader IPM.
Dalam bentuk implementasi yang lebih luas, kedepannya Ikatan Pelajar Muhammadiyah harus bisa menggencarkan semangat literasi pada kalangan milenial yang jauh dari nuansa keilmuan dan nuansa pencerahan. Mari membantu mereka yang masih dalam kegelapan. Bisa jadi, mereka tak mampu keluar dengan sendirinya tanpa bantuan kita.
Menyandang gelar bahwa "Saya adalah seorang kader IPM" tidaklah mudah. Begitu kita dengan gagahnya berikrar menjadi kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah, maka otomatis telah menjadi beban dalam diri kita untuk memikul tanggung jawab dan nama baik almamater IPM dan nama besar organisasi Islam Muhammadiyah.
Jika hari ini kita adalah kader IPM, seumpa kita duduk di tempat lain walaupun tidak memakai identitas IPM tapi orang lain telah mengenal kita sebagai kader IPM ke manapun kita pergi. Jadi perilaku baik buruknya kita adalah cerminan gambaran umum terhadap identitas yang melekat pada diri kita.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H