Mohon tunggu...
Maulana Achmad Dhani
Maulana Achmad Dhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Manajemen Pemasaran

Saya adalah seorang mahasiswa Manajemen Pemasaran di Universitas Negeri Semarang. Saya adalah orang yang tertarik untuk mencoba hal-hal baru, kreatif, dan peduli terhadap sesama. Saya tertarik untuk menekuni bidang digital marketing seperti E-commerce, Business Development, dan Sales. Saya memiliki kemampuan komunikasi yang baik, kemampuan berbahasa Inggris, dan kemampuan untuk bekerja dalam tim. Saya juga berkomitmen untuk terus tumbuh dan berkembang di bidang ini dan bercita-cita untuk memberikan dampak yang berarti di bidang pemasaran.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa Unnes Giat 9 Melakukan Kunjungan ke Salah Satu Pelaku UMKM Desa Karangrowo

27 Juli 2024   19:37 Diperbarui: 27 Juli 2024   19:42 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Sabtu (13/07/2024), Sudah tidak asing lagi, kita pasti sering mendengar peribahasa "Dunia tidak selebar daun kelor," yang memiliki arti bahwa dunia ini tidak sempit seperti ukuran daun kelor walaupun pada kenyataannya selebar apa sebenarnya daun kelor tersebut banyak yang belum mengetahuinya.

Mahasiswa UNNES GIAT 9 Desa Karangrowo melakukan salah satu kegiatan kunjungan ke salah satu pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam rangka mengetahui kegiatan produksi dari salah satu UMKM yang menjadi potensi unggulan desa yang dimiliki oleh Desa Karangrowo, yaitu UMKM Wedang Celup Daun Kelor yang terletak di Dukuh Ngelo, Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus.

Pemilik UMKM Wedang Celup Daun Kelor, Yohanes Rudianto atau yang akrab disapa Yoru atau Rudi, memberikan pemaparan singkat terkait dengan sejarah singkat, kegiatan produksi, dan pemasaran yang telah dilakukan pada kegiatan usaha penjualan produk olahan daun kelor tersebut. Beliau mendapatkan inspirasi untuk membuka usaha ini sejak tahun 2020, tepatnya saat dalam masa pandemi COVID-19 dan beliau sedang menempuh program KKN.

"Sebenarnya inspirasi saya untuk memulai usaha ini sejak tahun 2020, ketika saya masih menjadi mahasiswa KKN. Pas masa-masa covid, ditambah saat itu masih menjalani KKN, terus saya mencari tahu tanaman yang jarang digunakan manfaatnya, lalu buat program selama satu bulan, terus kepikiran mau budidaya daun kelor. Terus setelah KKN selesai itukan ada semacam perlombaan produk UMKM, nah pas itu  produknya yang teh daun kelor saya lombakan, dan menang mendapat juara kedua." jelasnya.

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Yoru menambahkan, dalam memproduksi teh daun kelor, kualitas daun kelor sangatlah penting. Yoru yang memiliki latar belakang farmasi, telah melakukan penelitian pengolahan daun kelor yang terdapat pada pabrik-pabrik di luar daerah. Ia mencatat, daun yang akan disortir tidak boleh berbintik atau berwarna kuning dan tidak terkena sinar matahari langsung selama proses pengeringan. 

Manfaat dari Wedang Celup Daun Kelor sangatlah beragam, diantaranya adalah menurunkan asam urat, mengontrol gula darah, mengontrol tekanan darah, mengatasi anemia, menghambat sel kanker, meringankan nyeri haid, merangsang produksi asi, mengandung antioksidan kuat, menurunkan kadar kolesterol jahat, dan meningkatkan imunitas tubuh. Daun kelor diyakini memiliki kandungan potassium 3 kali lebih banyak dari pisang, vitamin A 4 kali lebih banyak dari wortel, zat besi 25 kali lebih banyak dari bayam, vitamin C 7 kali lebih banyak dari jeruk, kalsium 4 kali lebih banyak dari susu, dan protein 2 kali lebih banyak dari yoghurt. 

Terkait dengan pemasaran, awalnya Yoru mencoba untuk memasarkan produknya, di sekitar Desa Karangrowo saja, pasalnya produknya belum mendapatkan izin P-IRT. Maka dari itu, dirinya pun segera mempersiapkan berkas-berkas untuk mendapatkan izin edar tersebut. Namun saat ini, pemasaran dari teh daun kelor sendiri sudah mendapatkan izin edar P-IRT dan saluran pemsarannya tidak hanya terbatas kepada masyarakat Desa Karangrowo saja, melainkan sudah mulai memasarkan produknya kepada puluhan apotek di sekitar pusat Kabupaten Kudus. Selain itu, pemasaran dari teh daun kelor ini sudah dapat diakses melalui berbagai media sosial dan platform marketplace.

Dibalik kesuksesan tersebut, Yoru mengakui menjumpai beberapa kendala yang seringkali dihadapi. Seperti keadaan musim misalnya, Apabila pada saat musim hujan lahan akan tergenang air dan menyebabkan akar pada tanaman kelor menjadi busuk karena tanaman tersebut cenderung tumbuh di lahan yang sedikit kering. Keadaan musim kemarau hasil produksi bisa saja menjadi optimal dengan catatan kadar dan kandungan air didalam tanah dan keadaan areal lahannya mencukupi sehingga tanah tidak kekurangan unsur hara yang menyebabkan daun kelor menjadi berwarna kuning karena kekurangan unsur hara, sehingga berpengaruh terhadap perkembangan klorofil pada daun kelor tersebut. Selain itu, yang menyebabkan terjadinya penurunan produksi dikarenakan pada saat musim kemarau seringkali terjadi pengguguran daun yang sudah pasti tidak dapat dihindari.

Kunjungan mahasiswa UNNES GIAT 9 ke rumah produksi Wedang Celup Daun Kelor milik Yoru memberikan motivasi serta pengetahuan baru dalam dunia kewirausahaan bahwa semangat pantang menyerah, ketekunan, kesabaran, serta keberanian yang dimiliki oleh beliau dapat dijadikan pembelajaran sebagai langkah menuju suatu kesuksesan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun